Materi Tahfidz kelas 6 Inspiring
school of Muhammadiyah Tumpang
Marera Tegar Pratama S.PdI
Sesungguhnya menghafal Al-Qur’an
itu adalah ibadah, dimana pelakunya mengharapkan wajah dan pahala Allah di
akhirat. Tanpa niatan ini, dia tidak akan mendapatkan pahala bahkan akan
disiksa karena memalingkan ibadah ini ke selain Allah Azza Wajalla.
Seharusnya penghafal Qur’an jangan meniatkan dalam hafalannya
manfaat dunia yang dihasilkan karena hafalannya bukan barang dagangan yang
dijadikan bisnis di dunia. Bahkan ia adalah ibadah yang dipersembahkan di sisi
Tuhannya Tabaroka wa ta’ala. Allah telah memberikan kekhususan kepada penghafal
Qur’an dengan beberapa kekhususan di dunia dan di akhirat, diantaranya:
1.Bahwa dia didahulukan daripada yang lainnya dalam shalat
sebagai imam. Dari Abu Mas’ud Al-Ansori berkata, Rasulullah sallallahu alaihi
wa sallam bersabda:
" يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله فإن
كانوا في القراءة سواء فأعلمهم بالسنة فإن كانوا في السنة سواء فأقدمهم هجرة فإن
كانوا في الهجرة سواء فأقدمهم سلما ولا يؤمن الرجل الرجل في سلطانه ولا يقعد في
بيته على تكرمته إلا بإذنه. رواه مسلم (673)
“Yang mengimami suatu kaum adalah yang paling banyak hafalan
Kitab Allah. kalau dalam bacaan (hafalan) itu sama, maka yang lebih mengetahui
sunnah. Kalau dalam sunah sama, maka yang paling dahulu hijrahnya. Kalau dalam
hijrahnya sama, maka yang paling dahulu masuk Islam. Dan jangan seseorang
menjadi Imam atas saudaranya dalam kekuasaannya. Dan jangan duduk di tempat
duduk khusus di rumahnya kecuali atas seizinnya. HR. Muslim, 673.
Dari Abdullah bin Umar berkata, “Ketika generasi pertama dari
kalangan orang-orang Muhajirin di temapat Quba’ sebelum kedatangan Rasulullah
sallallahu alaihi wa sallam, yang menjadi imam mereka adalah Salim budak Abu
Huzaifah dimana beliau paling banyak (hafalan) Qur’an.” HR. Bukhori, (660).
2. Beliau didahulukan atas
lainnya dalam kuburan dihadapkan ke kiblat kalau mengharuskan dikubur bersama
lainnya. Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu nahuma berkata:
كان النَّبي صلى الله عليه وسلم
يجمع بين الرجلين من قتلى " أحد " في ثوب واحد ثم يقول : أيهم أكثر
أخذاً للقرآن ؟ فإذا أشير له إلى أحدهما قدَّمه في اللحد وقال : أنا شهيد على
هؤلاء يوم القيامة وأمر بدفنهم في دمائهم ولم يغسلوا ولم يصل عليهم. رواه البخاري (1278)
“Dahulu Nabi sallallahu alaihi wa sallam mengumpulkan dua orang
yang wafat pada ‘Perang Uhud’ dalam satu baju kemudian beliau bersabda, “Siapa
diantara mereka yang paling banyak mengambil Qur’an? Ketika ditunjuk salah
satunya, maka beliau dahulukan ke dalam liang lahad. Seraya bersabda, “Saya
menjadi saksi untuk mereka di hari kiamat. Dan beliau memerintahkan untuk
menguburkan dengan darahnya tanpa dimandikan dan tanpa dishalati.” HR. Bukhori,
(1278).
3. Didahulukan dalam kepemimpinan kalau dia mampu
mengembannya. Dari Amir bin Wailah sesungguhnya Nafi’ bin Abdul Harits bertemu
dengan Umar di Asfan. Dimana dahulu Umar telah mengangkatnya di Mekkah. Maka
beliau mengatakan, “Siapa yang anda angkat untuk penduduk wadi (Mekkah)? Maka
dia menjawab, “Ibnu Abza? (Umar) bertanya, “Siapa Ibnu Abza? Dijawab, “Diantara
budak-budak kami. Berkata, “Apakah anda angkat untuk mereka seorang budak?
Dijawab, “Beliau pembaca (penghafal) Kitab Allah Azza Wajalla dan beliau pandai
dalam bidang ilmu Faroid (ilmu warisan). Maka Umar mengatakan, “Maka
sesungguhnya Nabi kamu semua sallallahu alaihi wa sallam telah bersabda,
“Sesungguhnya Allah mengangkat dengan Kitab ini suatu kaum dan merendahkan kaum
lainnya.” HR. Muslim, 817.
“GoodLuck”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar