Rabu, 12 Agustus 2020

Kelas 5 (Inspiring School of Muhammadiyah 03 Tumpang)

 Tarikh (Sejarah Peradaban Islam)

A.      Kisah Nabi Musa

 Kisah Nabi Musa adalah yang paling banyak diceritakan di dalam Alquran. Nama Nabi Musa di Alquran disebut sebanyak 136 kali.

Dari perjalanan Nabi Musa pada akhirnya diketahui bahwa Allah SWT tidak menyukai perbuatan sewenang-wenang ataupun yang menganiaya orang lain. Itu sebab salah satu perintah Allah kepada Musa adalah melawan Raja yang berkuasa pada zaman itu, Firaun.

Nabi Musa AS adalah salah satu nabi dan rasul yang dikarunia mukjizat yang luar biasa oleh Allah SWT. Nabi Musa merupakan rasul ulul azmi dan satu dari empat Nabi yang dikaruniai kitab. Musa memperoleh kitab Taurat. Pada suatu hari, Firaun bermimpi Mesir terbakar hebat. Mimpi itu kemudian ditafsirkan bahwa suatu hari akan ada seorang bayi laki-laki yang akan menjadi musuh dan menghancurkan kerajaan.


Mimpi itu membuat Firaun memerintahkan pasukannya untuk menangkap dan membunuh bayi laki-laki, termasuk ibu yang sedang mengandung bayi laki-laki.

"Sungguh, Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil), dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka," firman Allah dalam Al-Qasas ayat 4.

Ibu Nabi Musa, Yukabad lantas merahasiakan kehamilannya dari prajurit kerajaan. Setelah melahirkan, Yukabad juga menyembunyikan Musa kecil di tempat-tempat yang tidak diketahui.

Hingga suatu hari, Allah memerintahkan Yukabad untuk menghanyutkan Musa ke sungai Nil. Allah berjanji bakal mengembalikan Musa dan mengangkatnya menjadi seorang rasul.

Di hilir sungai, istri Firaun menemukan Musa yang bersih dan bercahaya. Musa lalu dipungut keluarga Firaun.

"(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak," kata istri Firaun.

Saat bersama keluarga Firaun, Musa kecil enggan menyusu pada orang lain. Istri Firaun lalu mencari ibu-ibu yang mampu menyusui Musa. Hingga akhirnya Musa mau menyusu pada Yukabad yang adalah ibu kandungnya sendiri.

Musa tumbuh sebagai sosok yang cerdas dan akal yang sempurna. Musa dewasa merantau meninggalkan Mesir menuju Madyan. Di sana, dia bertemu dengan Nabi Syu'aib AS dan menikah dengan salah satu anaknya.

Setelah 10 tahun di Madyan, Musa dan istrinya meminta izin kepada Nabi Syu'aib untuk kembali ke Mesir.

Dalam perjalanan menuju Mesir, Musa melihat sinar yang menyala di Bukit Sinai. Di tempat itulah Musa pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT.

"Wahai Musa! Sungguh, Aku adalah Allah, Tuhan seluruh alam!" kata Allah sesuai surat Al-Qasas ayat 30.

Allah juga menunjukkan Musa pada mukjizatnya yang dapat mengubah tongkat menjadi ular serta dada yang bercahaya.

"Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, dia akan keluar putih (bercahaya) tanpa cacat, dan dekapkanlah kedua tanganmu ke dadamu apabila ketakutan. Itulah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan engkau pertunjukkan) kepada Firaun dan para pembesarnya," demikian tertulis dalam surat Al-Qasas ayat 32.

Musa juga mendapat tugas untuk memberikan peringatan pada Firaun dan pengikutnya. Musa lalu meminta Allah untuk mengizinkan Harun, saudaranya menemaninya berdakwah karena memiliki tutur kata yang baik.

Atas izin Allah, Musa bertemu dengan Harun yang juga diangkat menjadi Nabi. Musa dan Harun mulai memberi peringatan pada Firaun beserta pengikutnya.

Musa menyeru masyarakat Mesir untuk menyembah Allah dan berbuat kebaikan. Aksi Musa lalu menyulut emosi Firaun.

Namun, tak ada yang percaya pada Musa dan mukjizatnya sebagai tanda kekuasaan Allah. Pengikut Firaun menyebut Musa hanyalah permainan sihir belaka.

"Ini hanyalah sihir yang dibuat-buat, dan kami tidak pernah mendengar (yang seperti) ini pada nenek moyang kami dahulu," kata orang-orang kafir.

Firaun lalu menantang Musa dan Harun melawan ahli-ahli sihir dari kerajannya. Saat semua ahli sihir berkumpul, Nabi Musa meminta mereka untuk mengeluarkan semua keahlian yang dimilikinya.

Mereka melemparkan tongkat yang berubah menjadi ular. Nabi Musa lalu melemparkan tongkat yang dimilikinya. Tongkat itu berubah menjadi ular besar yang memakan ular-ular milik ahli sihir itu.

Semua ahli sihir lalu tunduk dan mengakui kebenaran Nabi Musa AS. Namun, Firaun tetap saja tak percaya dan semakin marah pada Musa.

"Mengapa kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya ini benar-benar tipu muslihat yang telah kamu rencanakan di kota ini, untuk mengusir penduduknya. Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini). Pasti akan aku potong tangan dan kakimu dengan bersilang (tangan kanan dan kaki kiri atau sebaliknya), kemudian aku akan menyalib kamu semua," kata Firaun, sesuai surat Al-'Araf 123-124.

Allah menimpakan beragam hukuman kepada Firaun seperti musim kemarau panjang yang menyebabkan kelaparan. Allah juga menimpakan angin topan, belalang, kutu, katak, dan darah untuk Firaun.

Firaun lalu meminta Musa untuk berdoa kepada Allah agar menghilangkan azab tersebut. Namun, setelah azab itu dihilangkan Firaun dan pengikutnya tetap tak mau menyembah Allh.

Firaun justru semakin murka dengan Musa. Dia memerintahkan bala tentaranya untuk menangkap dan membunuh Musa beserta pengikutnya.

Musa beserta pengikutnya memutuskan untuk meninggalkan Mesir. Musa menenangkan pengikutnya bahwa Allah akan selalu menjaga orang beriman.

Allah lalu memerintahkan Musa untuk memukulkan tongkatnya ke air laut. Lalu, tongkat itu membelah laut menjadi dua. Nabi Musa dan rombongannya melewati dasar laut yang kering. Firaun dan pengikutnya terus mengejar Musa.

Saat Musa sudah tiba di daratan dan Firaun masih di tengah lautan, Allah mengembalikan lautan seperti semula. Firaun dan prajuritnya tenggelam di dasar laut.

"Maka Kami siksa dia (Firaun) dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang zalim," firman Allah surat Al-Qasas ayat 40.

Saat Firaun hampir tenggelam, dia sempat mengucapkan bahwa dia termasuk orang yang percaya pada Allah. Namun, pengakuan di akhir hayat itu sudah tak diterima oleh Allah.

Allah lalu mengangkat jasad Firaun sebagai bukti kekuasaannya. Beberapa ahli menyebutkan jasad Firaun kini ada di museum di Mesir.

Dari kisah Nabi Musa AS dan perlawanan melawan Firaun terdapat sejumlah hikmah dan pelajaran.

Nabi Musa adalah sosok yang berani melawan penguasa yang zalim dan bertindak sesuka hati. Nabi Musa berani mengatakan kebenaran. Musa tak takut berhadapan dengan Firaun dan bala tentaranya.

Dari kisah Nabi Musa diketahui pula perbuatan sewenang-wenang dan menganiaya orang lain tidak disukai oleh Allah. Allah bakal memberikan azab bagi orang yang berbuat kerusakan.

Selain itu, Allah tak lagi menerima tobat orang yang sudah di akhir hayat saat ditimpa azab. Tobat itu sudah tak berguna lagi.

Tugas :
1. silahkan di baca materi diatas, kemudian tuangkan hasil membaca kalian dalam buku Al Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peran Guru dalam Pergeseran Khittah Pendidikan

  Pendidikan merupakan aset berharga bagi kemajuan suatu negara. Sebagaimana telah dikemukakan para ahli bahwa pendidikan merupakan tanggu...