Rabu, 27 Januari 2021

Kelas 5 Mata Pelajaran Al Islam


 

Sahabat usman bin affan

Khalifah Utsman RA adalah salah satu sahabat nabi yang menikahi dua putri Nabi Muhammad SAW yakni Ummu Kultsum dan Ruqayyah RA sehingga ia mendapat julukan Dzun Nuurain (orang yang mempunyai dua cahaya). Ini kisah tentang Utsman RA yang dermawan dengan ikhlas melakukan sedekah dan infak di jalam Allah SWT tanpa mengharap balasan apapun kecuali ridho Allah SWT dan pahala. Suatu hari kaum muslimin sedang mengalami kesusahan dan kekurangan air untuk diminum. Sumber air yang paling bagus dan jernih pada saat itu hanya sebuah sumur yang dimiliki oleh orang Yahudi. Apabila kaum muslimin yang ingin membeli air itu, maka orang Yahudi menaikkan harganya. Melihat peristiwa itu, Utsman RA membeli setengah dari sumur itu untuk digunakan kaum muslimin tanpa pungutan biaya sepeser pun. Kesepakatan penggunaannya dibagi dua, sehari untuk si Yahudi dan sehari lagi untuk Utsman yang dipersembahkan untuk kaum muslimin. Setelah setengah sumur itu dibeli Utsman RA, maka ketika waktunya sumur digunakan untuk si Yahudi, tidak ada lagi yang mau membeli airnya.

Sehingga akhirnya orang Yahudi itu menjual saham atas sumurnya kepada Utsman RA dan menghadiahkannya untuk kaum muslimin. Hal yang ingin dicapai Utsman RA adalah kesejahteraan dan kemakmuran kaum muslimin. Kisah lain tentang kebaikan Utsman RA adalah ketika kaum muslimin dilanda kekurangan bahan pangan. Siang itu datang kafilah dagangan milik Utman RA yang terdiri dari seribu unta yang masing – masing membawa makanan dan gandum. Melihat hal itu, para pedagang mendatangi Utsman RA untuk melakukan kerjasama. Ia membujuk Utsman RA untuk bersedia menjual makanan dan gandumnya itu dengan balasan mendapat keuntungan dua dirham setiap sepuluh dirham modal.

Namun Utsman RA tidak menyepakatinya. Kemudian para pedagang merayunya lagi dengan keuntungan yang lebih besar yaitu empat kali lipat, dimana empat dirham sebagai ganti dari dua dirham. Dan Utsman RA tetap menolaknya seraya berkata, “Ada yang menjanjikanku keuntungan yang lebih banyak lagi dari itu.” Mereka bertanya, “Kami adalah para pedagang dari Madinah , siapa lagi pedagang yang berani menjanjikan keuntungan lebih besar dari kami?” Utsman RA menjawab, “Allah SWT memberikan keuntungan lebih tinggi dan besar dari kalian. Karena dari setiap satu dirham, dia memberikan untung sepuluh dirham. Sesuai dengan firman – Nya dalam QS. Al – An’aam : 160”

“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya.” Dan akhirnya Utsman RA tidak ingin menjual melainkan menginginkan untuk menyedahkannya untuk kaum muslimin. Bersedekahlah layaknya Utsman RA, karena ia melakukannya dengan niat mengharapkan ridho dari Allah SWT dan rela berkorban untuk kepentingan umat. Sosok pemimpin yang sudah sangat langka dewasa ini. Ia bersedekah bukan untuk ria pada orang lain dan ingin disanjung, namun dengan hati yang ikhlas. Dan ia tidak merasa takut untuk kehabisan, kehilangan dan rugi telah bersedekah, karena Allah menggantinya lebih dari yang ia sedekahkan.


Guru Al Islam: Marera Tegar Pratama, S.PdI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peran Guru dalam Pergeseran Khittah Pendidikan

  Pendidikan merupakan aset berharga bagi kemajuan suatu negara. Sebagaimana telah dikemukakan para ahli bahwa pendidikan merupakan tanggu...