Mengetahui Asmaul Husna ke 31 – 40
31. Al-Khabir, artinya
yang maha mengetahui segala rahasia.
32. Al-Halim, artinya
yang maha penyantun.
33. Al-‘Azhim, artinya
yang maha agung dari segalanya.
34. Al-Ghafur, artinya
yang maha pengampun
35. Asy-Syakur,
artinya yang maha menerima syukur.
36. Al-‘Aliyy, artinya
yang maha tinggi.
37. Al-Kabir, artinya
yang maha besar.
38. Al-Hafizh, artinya
yang maha penjaga.
39. Al-Muqit, artinya
yang maha memelihara
40. Al-Hasib, artinya yang maha pembuat perhitungan.
Surat Al Kafirun (الكافرون) merupakan surat ke-109 dalam Al
Quran. Ia merupakan surat Makkiyah. Apa saja isi kandungan surat Al Kafirun,
berikut ini penjelasannya.
Artinya: Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, aku tidak akan
menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak
pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan
untukkulah, agamaku”.
Surat ini dinamakan Surat Al Kafirun (orang-orang kafir) karena
memerintahkan Rasulullah untuk berbicara kepada orang-orang kafir bahwa beliau
takkan menerima tawaran mereka untuk menyembah berhala yang mereka sembah. Surat
ini juga dinamakan juga Surat Al ‘Ibadah. Karena ia memproklamirkan ibadah
hanya kepada Allah dan takkan beribadah kepada berhala yang disembah orang
kafir. Dinamakan pula Surat Ad Din sebagaimana ayat terakhir. Nama lainnya
adalah surat Al Munabadzah dan Muqasyqasyah. Dinamakan Muqasyqasyah atau
Muqasyqisyah (penyembuh) karena kandungannya menyembuhkan dan menghilangkan
penyakit kemusyrikan.
Berikut ini isi kandungan surat Al Kafirun yang kami sarikan
dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir
Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid
Qutb dan Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka.
1. Surat Al Kafirun menunjukkan perbedaan sesembahan dan ibadah
kaum muslimin dan orang-orang selain mereka. Seluruh kekufuran adalah satu
agama dan bertentangan dengan Islam.
2. Surat Al Kafirun berisi penolakan tegas atas ajakan kafir
Quraisy untuk menyembah berhala walau sesaat, dengan tujuan apapun.
3. Surat Al Kafirun menegaskan tidak ada kompromi dalam perkara
aqidah. Tidak dibenarkan kerjasama yang mencampurbaurkan dua aqidah yang
berbeda.
4. Surat ini juga menegaskan bahwa Rasulullah tidak akan
menyembah berhala mereka sampai kapan pun.
5. Surat ini merupakan salah satu mukjizat dan bukti kebenaran
Al Quran karena mereka yang mendatangi Rasulullah untuk mengajak menyembah
berhala, sampai akhir hayatnya tidak pernah masuk Islam. Bahkan sebagiannya mati
terbunuh dalam kondisi kafir.
6. Surat Al Kafirun berisi ajaran toleransi untuk tidak memaksa
orang lain dalam aqidah dan beribadah. Bagi seseorang adalah agama sebagaimana
pilihannya dan semua akan mendapatkan balasan sesuai pilihan tersebut.
Akhlak kepada orang tua dan guru
”Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya” (QS.al-Isra’[17]: 23)
Ada beberapa hal yang ditegaskan pada ayat
diatas, yaitu :
1) Agar manusia tidak menyembah atau beribadah
kepada Tuhan selain Allah Swt. Termasuk larangan mempercayai ada kekuatan lain
yang mempengaruhi dan menguasai jiwa dan raga selain yang datang dari Allah.
2) Agar manusia berbuat baik kepada ibu dan
bapak. Perintah berbuat baik kepada orang tua disampaikan oleh Allah bersamaan
atau sesudah perintah beribadah hanya kepada Allah. Hal ini tentu mengandung
maksud agar manusia mengerti dan menyadari bahwa betapa pentingnya berbuat baik
terhadap orang tua.
3) Nikmat yang diterima manusia paling banyak
datangnya dari Allah Swt, kemudian nikmat yang diterima dari orang tua. Oleh
karena itu, kewajiban anak adalah berterima kasih kepada orang tua. Bentuk terima
kasih tersebut adalah dengan cara berbuat baik kepada keduanya
b. Adab terhadap Orang Tua
Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban
bagi setiap anak, betapa mulianya perintah berbakti ini sehingga Allah
mensejajarkan dengan perintah bersyukur kepada Allah :
“Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu,”(QS.Luqman[31]: 14) Ada beberapa
sebab mengapa Allah Swt. memerintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada
kedua orang tuanya, yaitu:
1) Orang tua telah berkorban demi anaknya,
tanpa memperdulikan apa balasan yang akan diterimanya. Seorang ibu dengan
sepenuh daya upaya telah memberikan kasih sayang tanpa menginginkan balas budi
dari anaknya.
2) Kasih sayang orang tua tiada taranya,
karena beliau tidak mengenal lelah dan bersusah payah memperhatikan
anak-anaknya supaya menjadi anak yang bahagia.
3) Anak adalah belahan jiwa ibu bapak,
terutama ibu. Biasanya tidak akan makan sebelum anaknya makan, ibu tidak akan
tidur sebelum anak-anaknya tidur, dan jika anak sakit maka ibu yang paling
susah sehingga tidak bisa tidur dan tidak enak makan.
Lalu bagaimana cara kita berbakti kepada kedua
orang tua? Berikut dipaparkan prinsipprinsip dasar berbakti kepada kedua orang
tua.
1) Tunduk dan Patuh. Apabila keduanya berada
dalam kekafiran (belum beragama Islam) dan keduanya memerintahkan untuk keluar
dari agama Islam, atau memerintahkan sesuatu perbuatan syirik, kita wajib tidak
mengikuti keduanya. Tetapi penolakan itu harus dengan cara halus, agar tidak
menyakiti keduanya
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman [13]: 14-15)
2) Dilarang berkata kasar. Membentak, misalnya
berkata “hus/ah” dan kata-kata sejenisnya termasuk ungkapan yang tidak
3) Berbuat baik. Apabila orang tua atau salah
satunya mencapai usia lanjut kita harus berbuat baik kepadanya, sebagaimana
orang tua merawat kita pada saat kita masih kecil
4) Berusaha menyenangkan orang tua dan
menghindari hal-hal yang menyusahkan hati kedua orang tua selama tidak
bertentangan dengan kewajiban kepada Allah dan rasul- Nya.
5) Kita dilarang durhaka kepada kedua orang
ibu bapak, karena termasuk dosa besar.
6) Bersikap santun, berjalanlah di belakang
orang tua, kecuali dalam hal tertentu,
dengarkanlah pembicaraannya dan jangan menyela
pembicaraannya.
7) Senantiasa mendoakan, baik kepada orang tua
yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dengan doa
8) Jika orang tua kita sudah wafat, maka
kewajiban kita adalah sebagai berikut.
·
Meneruskan perjuangannya
·
Senantiasa menjalin hubungan baik dengan orang-orang yang pernah
menjadi teman karib orang tua kita
·
Memandikan, mengkafani, menshalati dan menguburnya
·
Memohonkan ampun untuk mereka dan senantiasa mendoakannya
·
Melaksanakan wasiatnya (yang baik) jika berwaris
·
Melunasi tanggungan/ hutang-hutangnya jika punya hutang.
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan kewajiban bagi setiap orang. Barang siapa ikhlas berbakti kepada kedua orang tua, maka Allah menjanjikan pahala yang luar biasa seperti berikut:
1) Dibukakan dua pintu surga. Tidak ada
seorang mukmin yang mempunyai dua orangtua, dimana pada waktu pagi ia berbuat
baik kepadanya, melainkan Allah membukakan dua pintu surga kepadanya.
2) Lebih utama dari pada berjihad di jalan
Allah.
3) Rida Allah ada di dalam ridho orang tua.
Murka Alah ada di dalam murka orang tua. Barang siapa yang bersyukur kepada
Allah tetapi ia tidak bersyukur pada orang tua, maka syukurnya tidak diterima.
4) Dimudahkan rejekinya. Dan barang siapa meninggalkan doa kepada orang tua, makadisempitkan rejekinya
5) Dimudahkan segala urusannya baik urusan dunia maupun akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar