Rabu, 29 Juli 2020
Materi Al Islam Kelas 5 (pelajaran 3)
Minggu, 26 Juli 2020
Eksistensi Pendidikan tergantung pada niat yang tulus
Sikap Muhammadiyah dalam menyikapi covid dalam Idhul Adha
materi kelas 1 (Pelajaran 3) Al Islam
Pelajaran 3
Patuh kepada orang tua
Suatu hari ada seorang laki-laki datang
menghadap Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam. Dia bertanya, “Wahai
Rasulullah, aku mempunyai harta kekayaan dan anak. Sementara ayahku
berkeinginan menguasai harta milikku dalam pembelanjaan. Apakah yang demikian
ini benar?” Maka jawab Rasulullah, “Dirimu dan harta kekayaanmu adalah milik
orang tuamu.” (HR. Ibnu Majah dari Jabir bin Abdillah).
Begitulah, syari’at Islam menetapkan betapa
besar hak-hak orang tua atas anaknya. Bukan saja ketika sang anak masih hidup
dalam rengkuhan kedua orang tuanya, bahkan ketika ia sudah berkeluarga dan
hidup mandiri. Tentu saja hak-hak yang agung tersebut sebanding dengan besarnya
jasa dan pengorbanan yang telah mereka berikan. Sehingga tak mengherankan jika
perintah berbakti kepada orang tua menempati ranking ke dua setelah perintah
beribadah kepada Allah dengan mengesakan-Nya.
Allah berfirman (artinya) “Dan sembahlah Allah
dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah
kepada ibu bapakmu.” (QS. An-Nisa:36).
Sebagai anak, sebenarnya banyak hal yang dapat kita
lakukan untuk mengekspresikan rasa bakti dan hormat kita kepada kedua orang
tua. Memandang dengan rasa kasih sayang dan bersikap lemah lembut kepada mereka
pun termasuk birrul walidain.
Allah berfirman (artinya), “Dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia, dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kasih sayang.” (QS. Al-Isra’:23). Dalam kitab Adabul Mufrad, Imam Bukhari
mengetengahkan sebuah riwayat bersumber dari Ibnu Jarir dan Ibnu Mundzir
melalui Urwah, yang menjelaskan mengenai firman Allah: “Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang.” Maka Urwah menerangkan bahwa
kita seharusnya tunduk patuh di hadapan kedua orang tua sebagaimana seorang
hamba sahaya tunduk patuh di hadapan majikan yang garang, bengis, lagi kasar.
Pada suatu ketika, ada seorang laki-laki datang menghadap
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dia bersama seorang laki-laki lanjut
usia. Rasulullah bertanya, “Siapakah orang yang bersamamu?” Maka jawab
laki-laki itu, “Ini ayahku”. Rasulullah kemudian bersabda, “Janganlah kamu
berjalan di depannya, janganlah kamu duduk sebelum dia duduk, dan janganlah
kamu memanggil namanya dengan sembarangan serta janganlah kamu menjadi penyebab
dia mendapat cacian dari orang lain.” (Imam Ath-Thabari dalam kitab Al-Ausath).
Berbakti kepada orang tua tak terbatas ketika mereka
masih hidup, tetapi bisa dilakukan setelah mereka wafat. Hal itu pernah
ditanyakan oleh seorang sahabat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Maka Rasulullah menjawab, “Yakni dengan mengirim doa (mendo’akan) dan
memohonkan ampunan. Menepati janji dan nadzar yang pernah diikrarkan kedua
orang tua, memelihara hubungan silaturahim sera memuliakan kawan dan kerabat
orang taumu.” Demikian Imam Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hiban
meriwayatkannya bersumber dari Abu Asid Malik bin Rabi’ah Ash-Sha’id.
a.
Tolong
Menolong
”Dan tolong-menolong lah kamu dalam
kebaikan dan ketakwaan. Dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwa lah kamu kepada Allah, sesungguhnya siksa Allah
sangat berat."
Tidak heran, perintah tolong-menolong dalam
agama ini kerap direpresentasikan dalam aksi kepedulian. Tak sedikit misalnya,
di Indonesia, hadirnya lembaga-lembaga filantropi juga diusung oleh semangat
kepedulian dan sikap tolong-menolong yang tinggi.Budaya gotong-royong dan turut
serta mengulurkan bantuan dalam Islam diterapkan di banyak lini. Tak terkecuali
dalam unsur aspek ekonomi syariah. Di mana kepedulian dalam perkara
perekonomian juga ditonjolkan dengan berhati-hati dalam mengambil langkah
ekonomi agar tak merugikan atau menzhalimi ekosistem dan masyarakatnya.
Padahal sejatinya sikap memberi itu tak sama
sekali merugi. Asalkan nilai pemberian itu dilandasi dengan ketulusan,
keikhlasan, dan juga keimanan. Membantu dalam kebaikan—seberapapun besar dan
kecil nilainya—akan terasa ringan apabila dilakukan dengan tulus dan ikhlas.
Umat Islam juga kerap dikenalkan sejak dini
mengenai filosofi kepemilikan. Bahwa sejatinya apa-apa yang kita miliki di
dunia, baik itu yang berbentuk wujud jasmani hingga materi, semata-mata adalah
titipan Allah SWT. Dengan titipan itu, manusia dimintai pertanggung jawabannya
kelak di akhirat.
Dengan menyadari bahwa apa yang kita miliki
hanyalah titipan Allah semata, maka budaya saling berbagi dan peduli dalam
Islam pun begitu kuat. Bahkan dalam hadis, Rasulullah berkata bahwa siapa yang
melapangkan suatu kesusahan dunia dari seorang Muslim, maka Allah akan
melapangkan satu kesusahan dirinya di hari kiamat.
Tugas :
1. Memberikan contoh membantu orang tua di rumah (foto)
Materi Kelas 1 (Pelajaran 2) Al Islam
Materi Daring (Pelajaran
2)
Syahadat Tauhid dan
Syahadat Rasul
A.
Syahadat Tauhid
Arti
Tauhid adalah mengesakan Allah, Syahadat Tauhid berarti bersaksi Allah satu –
satunya Tuhan yang wajib disembah. Secara luas manusia mempunyai kepercayaan
bahwa memang tidak ada dzat yang patut disembah melainkan Allah SWT. Proses
penciptaan alam semesta ini yang menjadi dasar bahwa Allah SWT maha segalaNya.
B.
Syahadat Rasul
Arti
Syahadat rasul adalah saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Nabi Muhammad adalah nabi kita. Beliau adalah nabi terakhir, beliau adalah
pilihan Allah SWT dan beliau adalah orang yang mulia.
Setelah
kita mengetahui bahwa syahadat merupakan salah satu rukun iman, disini terdapat
sebuah kisah teladan dimana seorang pemuda malu-malu untuk memasuki masjid
mungkin baru pertama masuk, saat kakinya menginjakkan karpet bergetarlah dan
merindinglah badannya.
Seperti
seorang bintang berjalan diatas panggung, jamaah masjid pada melihat dirinya.
Seorang ustadz mencoba untuk membimbingnya, mengajarinya dengan mengulang-ulang
sebuah kalimat, sehingga pada akhirnya ia dapat mengucapkan dengan sempurna.
Mari membaca: Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan
Rasulullah.
Resmilah
seorang pemuda itu dikatakan sebagai seorang muslim. Di rumah Allah itu, ia
bukan orang asing, melinkan hamba yang datang mengadu. Pada saat itu juga
puluhan pasang mata memandangnya. Alhamdulillah, jamaah berebut untuk besalaman
dan memeluknya. Jamaah mengatakan kamu beruntung, kamu mendapatkan kebenaran
dan yang hadir ini semuanya adalah saudaramu, tapi perlu kamu mengetahui masih
banyak yang perlu dipelajari lagi memulai dari sini kamu mengenal agama islam.
Rangkuman
·
Arti syahadat
adalah persaksian.
·
Syahadat ada dua,
syahadat tauhid dan syahadat rasul.
·
Asyhadu an laa
ilahaillallah (arti tiada tuhan selain Allah).
·
Arti tauhid
pengesaan.
·
Tuhannya oang
islam adalah Allah.
·
Wajib disembah
yang menciptakan alam semesta dan seisinya.
·
Bunyi syahadat
tauhid.
·
Saya besaksi bahwa
tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Allah.
·
Rasul memiliki
sifat yang terpuji.
·
Beliau adalah
manusia pilihan.
·
Mendapatkan gelar
al amiin.
·
Arti al amin
adalah dapat dipercaya.
·
Nabi Muhammad
adalah nabi terakhir.
·
Lafadz syahadat
rasul “ saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”
·
Dua kalimat
syahadat disebut syahadatain.
Mengenal Asmaul Husna
Asmaul husna merupakan
nama-nama baik Allah. Arti kata asmaul husna adalah nama-nama yang baik. Asmaul
husna ini mengacu pada nama-nama, sebutan, gelar, hingga sifat-sifat Allah
nama-nama itu juga sangat indah dan baik.
Ar Rahman
Arti ar Rahman adalah
kasih saying Allah tehadap hambaNya, Allah menciptakan hamba – hambaNya.
Memberi rizki dan petunjuk kepada makhluknya. Bahkan bekuasa dimuka bumi sifat
kasih sayang Allah akan memunculkan semangat manusia untuk berbuat baik.
Ar Rahim
Arti ar Rahim, Allah maha
penyayang pesan penyayang Allah sayangnya tiada terbilang disetiap makhluk,
setiap makhluknya disayang baik yang beriman maupun tidak beriman tetep
disayang oleh Allah, yang telah memberikan alam semesta ini hanya saja berbeda
dengan cara Allah menyayangi orang beiman. Seisi alam semesta dimanfaatkan oleh
umatnya dan diberikan tanpa pilih kasih.
Sesungguhnya Allah lebih
penyayang tehadap hamba – hambaNya dari pada seorang ibu tehadap anak bayinya.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Al Malik
Allah Maha Kuasa
Menciptakan kita semua,
menciptakan alam semesta semuanya tunduk kepadaNya kita semua sebagai hamba.
Wajib mengabdi pasrah kepadaNya selalu berdoa dan mengharap hidup selamat dunia
akhirat. Arti Al Malik adalah Allah Maha Menguasai, Allah maha berkuasa
memiliki pesan bahwa Allah memiliki kekuasaan penuh tidak ada kekuasaan apapun
yang menghalangi kekuasaanNya untuk menjadi kuasa Allah tidak membutuhkan
bantuan siapapun.
Sabtu, 25 Juli 2020
Materi kelas 3 (pelajaran 2) Al Islam
Pelajaran 2
Pentingnya saling menghargai
A.
Surat Al Humazah Dan Kandungannya
يۡلٌ لِّـكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةِ
1. Celakalah bagi setiap
pengumpat dan pencela,
اۨلَّذِىۡ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗ
2. yang mengumpulkan harta
dan menghitung-hitungnya
يَحۡسَبُ اَنَّ مَالَهٗۤ اَخۡلَدَهٗ
3. dia (manusia) mengira
bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.
كَلَّا لَيُنۡۢبَذَنَّ فِى الۡحُطَمَةِ
4. Sekali-kali tidak! Pasti
dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hu¯amah.
وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا الۡحُطَمَةُ
5. Dan tahukah kamu apakah
(neraka) Hu¯amah itu?
نَارُ اللّٰهِ الۡمُوۡقَدَةُ
6. (Yaitu) api (azab) Allah
yang dinyalakan,
الَّتِىۡ تَطَّلِعُ عَلَى الۡاَفۡـــِٕدَةِ
7. yang (membakar) sampai ke
hati.
اِنَّهَا عَلَيۡهِمۡ مُّؤۡصَدَةٌ
8. Sungguh, api itu ditutup
rapat atas (diri) mereka,
فِىۡ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ
9. (sedang mereka itu) diikat
pada tiang-tiang yang panjang.
Kandungan surat al humazah
Al-hammas berarti orang yang
melakukan umpatan dalam bentuk ucapan, sedangkan al-lammaz berarti orang yang
melancarkan celaan dalam bentuk perbuatan. Artinya, merendahkan dan menilai
orang lain kurang. Dan penjelasan mengenai hal ini telah diberikan sebelumnya
yakni pada firman Allah Ta’ala: hammaaazim masy-syaa-im binamiim (“Yang banyak
mencela, yang kian kemari menghambur fitnah.”) (al-Qalam: 11). Ibnu ‘Abbas
mengatakan: “Humazatillumazah berarti orang yang suka mencela dan menilai cacat
orang lain.” Ar-Rabi’ bin Anas mengatakan: “Al Humazah berarti melakukan
pengumpatan di hadapannya, sedangkan al-lumazah adalah celaan yang dilakukan di
belakang.” Qatadah mengatakan: “Al-Humazah dan al-lumazah itu adalah dengan lidah dan matanya serta
memakan daging orang lain dan melontarkan celaan kepada mereka.” Lebih lanjut,
sebagian dari mereka mengatakan: “(Orang) yang dimaksud dengan hal tersebut
adalah al-Akhnas bin Syuraiq.” Dan ada juga yang mengatakan selainnya. Mujahid
mengatakan: “Ia bersifat umum.”
Firman Allah Ta’ala: alladzii
jama’a maalaw wa’addadah (“Yang mengumpulkan harta lagi menghitung-hitung.”)
Yakni mengumpulkan sebagian hartanya dengan sebagian lainnya seraya menghitung
jumlahnya. Yang demikian itu seperti firman-Nya yang lain: wa jama’a fa-au’aa
(“Serta mengumpulkan [harta benda] lalu
menyimpannya.”) (al-Ma’aarij:
18). Demikian yang dikemukakan oleh as-Suddi dan Ibnu Jarir.
Dan mengenai firman-Nya:
alladzii jama’a maalaw wa’addadah (“Yang mengumpulkan harta lagi
menghitung-hitung.”) Muhammad bin Ka’ab mengatakan: “Hartanya membuatnya lalai
pada siang hari, yang ini sampai kepada yang lain. Dan jika malam tiba ia
teronggok seperti bangkai busuk.”
Firman-Nya: yahsabu anna
maalahuu akhladah (“Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.”)
maksudnya dia menduga bahwa pengumpulan harta yang dia lakukan dapat
menjadikannya hidup kekal di dunia ini. Kallaa (“Sekali-sekali tidak.”) yakni
masalahnya tidak seperti diakui dan dikira. Kemudian Dia berfirman:
layumbadzanna fil huthamah (“Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke
dalam Huthamah”) yakni, orang yang mengumpulkan dan menghitung-hitung hartanya
itu akan diceburkan ke dalam Huthamah, yakni salah satu nama neraka. Disebut
demikian karena neraka itu menghancurkan penghuninya. Oleh karena itu Dia
berfirman:
Wa maa adraaka mal huthamah,
naarullaahil muuqadah, allatii taththali’u ‘alal af-idah (“Dan tahukah kamu apa
Huthamah itu? Yaitu api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang
(membakar) sampai ke hati.” Tsabit al-Bannani mengatakan: “Api membakar mereka
sampai ke dalam hati, sedang ketika itu mereka dalam keadaan hidup.” Kemudia
dia mengatakan: “Adzab itu sudah ada yang menimpa beberapa orang dari mereka.”
Dan setelah itu dia menangis. Muhammad bin Ka’ab mengatakan: “Api itu memakan
segala sesuatu dari tubuhnya sehingga ketika api sampai di hatinya mendekati
tenggorokannya, api itu kembali ke jasadnya.”
Firman Allah Ta’ala: fii
‘amadim mumaddadah (“Sedang mereka itu diikat pada tiang-tiang yang panjang.”)
‘Athiyyahal-‘Aufi mengatakan: “Yakni tiang-tiang yang terbuat dari besi.”
As-Suddi mengatakan: “Yakni berasal dari api.” Syabib bin Bisyir meriwayatkan
dari ‘Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas: fii ‘amadim mumaddadah (“Sedang mereka itu
diikat pada tiang-tiang yang panjang.”) yakni pintu-pintunya yang panjang.
B.
Adab bertamu dan memuliakan tamu
1.
Adab bertamu
a.
Mencari waktu
yang tepat untuk bertamu
b.
Mengetuk
pintu tiga kali
c.
Mengucapkan
salam ketika masuk rumah
d.
Jangan duduk
jika tidak dipersilahkan
e.
Menjaga
pandangan, jangan sampai kita melihat se isi rumah
f.
Menjaga
kesopanan pasa waktu duduk
2.
Adab menerima
tamu
a.
Setiap
menerima tamu harus bersikap ramah
b.
Memperbanyak
senyum dan menunjukan wajah bahagia
c.
Mempersilahkan
duduk ada tamu
d.
Memberikan
suguhan sewajarnya tanpa terkesan paksaan
e.
Memperlihatkan
sikap bersahabat
C.
Sikap wajib
dan mustahil Allah
D.
Rukun dan syarat sah Puasa
Ramadhan
Setiap ibadah dalam agama
Islam, termasuk puasa Ramadhan, dianggap sah jika sudah terpenuhi syarat dan
rukunnya. Puasa Ramadan memiliki lima syarat wajib dan dua rukun yang harus
tuntas dipenuhi untuk dapat dianggap sah.
Kewajiban puasa merupakan
salah satu dari rukun Islam yang wajib ditunaikan setiap muslim dan muslimah
yang telah memenuhi syarat.
Perintah puasa termaktub
dalam surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya: "Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Selain itu, puasa juga
termasuk ibadah dengan keutamaan yang istimewa. Dalam salah satu hadis qudsi
diterangkan, bahwa setiap amal kebaikan manusia akan dilipatgandakan dengan 10
kebaikan yang semisal hingga 700 kali lipat, kecuali amal puasa. Allah
berfirman, "Puasa tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya
karena ia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku," (HR.
Muslim).
Syarat Wajib Puasa Ramadhan
Syarat wajib adalah ketentuan
yang mesti dipenuhi seorang muslim sebelum melaksanakan suatu ibadah. Orang
yang belum memenuhi syarat wajib puasa, maka kewajiban puasanya gugur dan ia
tidak diharuskan menjalankan puasa.
Agus Arifin dalam buku Step
By Step Fiqih Puasa (2013: 87-88) menuliskan beberapa syarat wajib puasa
sebagai berikut:
1. Bertatus muslim
Karena puasa termasuk rukun
Islam, hanya orang muslim dan muslimah yang wajib menunaikan ibadah puasa. Jika
seseorang murtad, keluar dari Islam, kewajiban puasa baginya gugur dan ia tidak
memenuhi syarat wajib puasa.
Syarat keislaman ini
dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin 'Umar bin Khattab Ra
yang berkata: saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda: "Islam didirikan
dengan 5 hal, yaitu persaksian tiada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad adalah
utusan-Nya, didirikannya sholat, dikeluarkannya zakat, dikerjakannya haji di
Baitullah [Ka’bah], dan dikerjakannya puasa di bulan Ramadan,” (HR. Bukhari dan
Muslim).
2. Balig atau mencapai masa
pubertas
Syarat wajib puasa yang kedua
ialah telah mencapai status balig atau pubertas. Bagi laki-laki, ia ditandai
dengan keluarnya sperma dari kemaluannya, baik dalam keadaan tidur ataupun
terjaga. Sementara itu, bagi perempuan, status balig ditandai dengan menstruasi.
Dalam uraian "Syarat
Wajib dan Rukun Puasa Ramadhan" yang ditulis Ustaz Syaifullah Amin syarat
keluar mani pada laki-laki dan haid pada perempuan ada di batas usia minimal 9
tahun. Di sisi lain, bagi laki-laki dan perempuan yang belum keluar sperma dan
belum menstruasi, batas minimal dikatakan balig jatuh pada usia 15 tahun dari
usia kelahiran.
3. Berakal sehat
Syarat wajib puasa yang
ketiga bagi seorang muslim dan balig, adalah ia harus memiliki akal yang sehat,
sempurna, dan tidak gila. Selain itu, ia juga tidak mengalami gangguan mental
dan tidak hilang kesadarannya karena mabuk.
Seorang muslim yang mabuk
tidak terkena hukum kewajiban menjalankan ibadah puasa. Namun, terdapat
pengecualian pada orang mabuk dengan sengaja, misalnya karena konsumsi minuman
keras. Jika sengaja mabuk, ia wajib mengganti (qadha) puasanya di hari selain
bulan Ramadan.
Syarat kebalig-an dan akal
sehat ini bersandar pada sabda Nabi Muhammad SAW: "Tiga golongan yang
tidak terkena hukum syar’i: orang yang tidur sapai ia terbangun, orang yang
gila sampai ia sembuh, dan anak-anak sampai ia baligh,” (HR. Abu Dawud dan
Ahmad).
4. Kemampuan menunaikan puasa
Setelah terpenuhi tiga syarat
wajib di atas, yang keempat ialah kemampuan menjalankan ibadah puasa. Jika
seorang muslim tidak mampu menjalankan puasa karena sebab tertentu, ia
diwajibkan mengganti di bulan berikutnya atau membayar fidyah.
Ketidakmampuan berpuasa ini
bisa terjadi karena perjalanan yang memberatkan (musafir), sakit, hamil dan
menyusui, dan berusia sangat tua atau sudah renta.
5. Mengetahui awal Ramadan
Syarat wajib yang terakhir
adalah mengetahui awal Ramadan dan hari pertama puasa hingga sebulan penuh.
Rukun Puasa Rmadhan
1. Niat puasa
Niat adalah penegasan status
fardu dari ibadah puasa Ramadhan. Hal ini menunjukkan kejelasan adanya ibadah,
bukan hanya sekadar kehendak menunaikannya. Menurut ulama Mazhab Syafi'i,
setiap orang yang hendak berpuasa disunahkan untuk melafalkan bacaan niatnya.
Bacaan niat puasa Ramadan
adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya:
"Nawaitu sauma ghadin an'adai fardi syahri ramadhani hadzihisanati
lillahita'ala"
Artinya: "Saya niat
berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadan tahun ini, karena
Allah Ta'ala."
2. Menahan diri dari
pembatal-pembatal puasa
Rukun kedua dalam ibadah
puasa sebagaimana definisinya, yakni menahan diri dari segala hal yang dapat
membatalkan sejak terbit fajar (waktu subuh) hingga terbenamnya matahari (waktu
magrib) dengan niat karena Allah SWT.
Terdapat beberapa hal yang
membatalkan puasa, seperti makan-minum, hubungan suami-istri di siang hari,
muntah disengaja, keluar mani disengaja, haid, nifas, serta murtad keluar dari
Islam.
Tugas :
1.
Melafalkan
surat Al Humazah (Video)
Materi kelas 4 (Pelajaran 2) Al Islam
Pelajaran 2
Hari
Akhir dan Kehidupan Setelah Mati
A.
Nama – nama hari akhir
Nama-Nama Hari Akhir
Berikut ini adalah nama-nama hari akhir dalam Al-Qur’an.
Yaumul Akhir
Artinya hari akhir. Terdapat dalam QS.Al-Baqoroh: 8 yang
artinya: “Dan diantara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan
hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang
beriman“.
Yaumul Qiyamah
Artinya hari kiamat. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam
QS. Al-Baqoroh ayat 85 yang artinya: “Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi
orang-orang yang berbuat demikian diantara kamu selain kenistaan dalam
kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang
paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan“.
Yaumul Hasrah
Artinya hari penyesalan. Allah berfirman dalam QS. Maryam: 39
yang artinya: “Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu)
ketika segala perkara telah diputus, sedang mereka dalam kelalaian dan mereka
tidak beriman“.
Yaumul Ba’ats
Artinya hari berbangkit. Sebagaimana telah disebutkan dalam
surat Ar-Rum ayat 56 yang artinya: “…Maka inilah hari berbangkit itu, tetapi
(dahulu) kamu tidak meyakini(nya)“.
B.
Peristiwa hari akhir
Setiap muslim dan muslimah wajib hukumnya beriman kepada hari
kiamat. Kapan waktu terjadinya hanya Allah yang mengetahui. Pastinya kita semua
harus mempersiapkan diri dengan senatiasa beribadah dan mengerjakan macam-macam
amal shaleh sesuai dengan ketentuan hukum Islam.
Hari kiamat menurut Islam merupakan hari dimana alam semesta
ini beserta isinya hancur secara bersamaan. Kedahsyatan hari kiamat tersebut
telah dituangkan dalam Al Qur’an maupun hadits. Salah satunya dalam ayat
berikut ini.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ
“Hai
manusia, bertakwalah kepada Rabbmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).” (QS. Al Hajj [22] : 1).
Setelah hari kiamat terjadi, rupanya ada sederetan peristiwa
yang akan dialami oleh semua makhluk di alam semesta ini. Peristiwa apa sajakah
itu?
Simak ulasan selanjutnya berikut ini!
Yaumul Barzah
Yaumul barzah disebut juga dengan alam barzah, yakni masa
penantian manusia setelah meninggal dunia sebelum kemudian dibangkitkan kembali
dari alam kubur.
لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“Agar
aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali
tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan
mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al Mu’minun [23] :
100)
Di dalam alam barzah, manusia yang meninggal akan mendapat
balasan yang sesuai dengan amal perbuatannya selama hidup. Bagi mereka yang
banyak melakukan dosa yang berulang dalam Islam akan merasakan siksa kubur yang
menyakitkan. Sedangkan mereka yang senantiasa bertakwa dan melakukan amal shaleh
insya Allah akan merasakan kenikmatan di alam barzah.
Yaumul Ba’as
Yaumul Ba’as merupakan hari dibangkitkannya seluruh umat
manusia dari alam kubur. Keadaan manusia pada saat itu sangat beragam,
tergantung pada amal perbuatannya selama di dunia.
Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ
“Dan
sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan
bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.” (QS. Al Hajj [22] :
7)
Yaumul Mahsyar
Setelah dibangkitkan, kemudian manusia dikumpulkan seluruhnya
di Padang Mahsyar untuk diadili oleh Allah subhanahu wa ta’ala dengan
seadil-adilnya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْأَرْضَ بَارِزَةً وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا
“Dan
(ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu
akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak
kami tinggalkan seorangpun dari mereka.” (QS. Al-Kahf [18] : 47)
Yaumul Hisab
Selanjutnya yaumul hisab yakni hari perhitungan seluruh amal perbuatan
baik dan buruk umat manusia. Tidak ada sekecil perbuatanpun yang luput dari
catatan malaikat Allah subhanahu wa ta’ala.
Oleh karena itu, bagi mereka yang mendapatkan hikmah beriman
kepada malaikat maka akan senantiasa menjaga sikap dan perilakunya agar tidak
menyimpang dari syari’at Islam.
لْيَوْمَ تُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ ۚ لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Pada
hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada
yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.” (QS.
Al-Mu’min [40] : 17)
Yaumul Mizan
Yaumul mizan yaitu hari penimbangan seluruh amal baik dan
buruk manusia selama hidupnya. Apabila amal baiknya lebih berat daripada amal
buruknya, maka insya Allah ia akan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Namun,
apabila amal buruknya yang lebih berat daripada amal baiknya, maka ia akan
mendapatkan balasan berupa siksa neraka, naudzubillah.
Allah Ta’ala berfirman,
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ
C.
Tanda
– tanda hari akhir
Tanda-Tanda Kiamat Kecil
Dalam agama Islam kiamat dibagi menjadi dua, yaitu
tanda-tanda kiamat kecil dan tanda-tanda kiamat besar. Tanda-tanda kiamat kecil yaitu tanda yang mendahului kiamat
dalam kurun waktu yang lama dan merupakan sesuatu yang dianggap biasa.
Tanda-tanda kiamat kecil sangat banyak, bahkan tanda-tanda itu bisa dijumpai di
kehidupan kita saat ini. Beberapa tanda-tanda tersebut sudah ada sejak zaman
para Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Seperti diutusnya Nabi Muhammada SAW sebagai Rasul dan
wafatnya Nabi Muhammad SAW. Kedua peristiwa tersebut merupakan tanda-tanda
kiamat kecil yang ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Nabi
Muhammad diutus menjadi Rasul sebagai tanda kiamat kecil karena Nabi Muhammad
SAW adalah Nabi terakhir dan tidak akan lagi ada Nabi atau Rasul setelah
beliau.
Berikut tanda-tanda kiamat kecil yang lainnya:
1. Saling berlomba-lomba meninggikan bangunan
2. Terjadinya banyak pembunuhan
3. Waktu yang berlalu terasa semakin singkat
4. Sering terjadi bencana alam seperti gempa bumi dan tanah
longsor dan lain sebagainya.
5. Munculnya gaya hidup mewah dan manja di kalangan umat
Islam
6. Orang Yang Baik Berkurang Sedang Yang Jahat Bertambah
Banyak
7. Manusia mewarnai rambut di kepalanya dengan warna hitam
supaya kelihatan muda
8. Negara Arab menjadi padang rumput & sungai
9. Pria menyerupai wanita dan wanita menyerupai pria
10. Bulan sabit terlihat besar
Tanda-Tanda Kiamat Besar
Kiamat besar tidak akan terjadi, sebelum muncul beberapa tanda-tandanya. Sesuai dengan sebuah hadist dari Huzaifah bin
Asid Al-Ghifari ra. berkata:
“Datang kepada kami Rasulullah SAW dan kami pada waktu itu
sedang berbincang-bincang. Lalu beliau bersabda: “Apa yang kamu perbincangkan?”
Kami menjawab: “Kami sedang berbincang tentang hari kiamat”
Lalu Nabi SAW bersabda: “Tidak akan terjadi hari kiamat
sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya.” Kemudian beliau
menyebutkannya:
“Asap, Dajjal, binatang besar, terbit matahari dari tempat
tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam Alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga
kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di
Semenanjung Arab yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri
Yaman yang akan menghalau manusia ke Padang Mahsyar mereka.“ (HR Muslim)
8 Tanda-tanda kiamat besar menurut Rasulullah:
1. Asap
Tanda-tanda kiamat besar yaitu munculnya Asap atau dukhan
yang akan keluar dan mengakibatkan penyakit yang seperti flu di kalangan
orang-orang yang beriman dan akan mematikan semua orang kafir.
2. Munculnya Dajjal
Tanda-tanda kiamat besar yang kedua Dajjal diceritakan hanya
memiliki satu mata dengan mata sebelah kanan buta. Diceritakan bahwa ia akan
membawa fitnah besar yang akan merenggut keimanan sehingga banyak orang yang
akan mendengar seruannya.
3. Binatang Besar
Dalam ayat Al-Quran mengatakan akan ada binatang besar yang
hadir di bumi untuk menunjukkan kekuasaan Allah.
“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami
keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka
bahwa sesungguhnya manusia tidak yakin kepada ayat- ayat Kami” (Qs. An Naml
ayat 82).
4. Matahari muncul dari barat
Tanda-tanda kiamat besar yang keempat yaitu matahari akan
muncul dari arah matahari terbenam.
Tugas :
1.
Merangkum materi Pelajaran ke 2
(dibuku Al Islam)
2.
Shalat 5 waktu (salah sati di foto saja)
Peran Guru dalam Pergeseran Khittah Pendidikan
Pendidikan merupakan aset berharga bagi kemajuan suatu negara. Sebagaimana telah dikemukakan para ahli bahwa pendidikan merupakan tanggu...
-
Mencermati Huruf Hijaiyah Huruf hijaiyah dan cara membacanya penting untuk dikenali dan dipelajari sebab umat muslim sangat membutuhkann...
-
Materi Kelas 3 (Al Mahfudzot) المحفظات Inspiring school of Muhammadiyah 03 Tumpang اذاصدق العزم وضح السبيل (Idzaa shodaqa al az...