Rabu, 29 Juli 2020

Materi Al Islam Kelas 5 (pelajaran 3)





Materi kelas 5 (Pembelajaran 3)




AKHLAQ (Meneladani kisah-kisah Nabi)
A. Nabi Nuh AS
Nabi Nuh AS adalah seorang nabi dan rasul. Beliau termasuk golongan nabi dan rasul yang mendapat gelar ulul azmi. Ulul azmi adalah rasul atau nabi yang mempunyai ketabahan dan kesabaran luar biasa. Nama nabi nuh adalah Nuh bin Lamak, nabi nuh berdakwah pada kaumnya selama 950 tahun. Dalam masanya nabi nuh mendapatkan banyak pengikut. Periode nabi nuh adalah 3993-3043 SM. Beliau diutus oleh Allah untuk menyampaikan risalah kenabian di selatan Irak terhadap bangsa Armenia atau Bani Rasib. Beliau wafat di Mekkah dan dalam riwayat Al Quran terdapat sebanyak 43 kali.
Nabi nuh tetap besabar menghadapi kaumnya yang tidak mau mengikuti dakwahnya. Beliau tetap mengajak dengan cara yang baik dan lemah lembut kepada kaumnya agar meninggalkan sesembahannya yaitu berhala-berhala yang mereka buat sendiri.yang mengikuti ajaran nabi nuh adalah dari fakir miskin. Orang-orang kaya eggan mengikuti ajaran nabi nuh. Termasuk istri dan anaknya menentang dakwah nabi nuh.
Pada akhirnya Allah memerintahkan nabi nuh untuk membuat perahu yang besar. Nabi nuh dan pengikutnya membuat perahu yang besar, hal tersebut diisyaratkan oleh Allah karena akan ada badai yang amat besar sebagai balasan dan ujian keimanan umat nabi nuh kala itu.

B. Nabi Sulaiman AS
Kelebihan nabi sulaiman dan nabi daud yaitu berupa ilmu pengetahuan mengenai perundang-undangan dan hokum.
Dalam Al Quran surat An Naml ayat 15, Allah SWT berfirman yang artinya:
“ Dan Sesungguhnya kami telah memberikan ilmu kepada Daud dan Sulaiman, dan keduanya mengucapkan Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan Hamba-hambanya yang beriman”
Nabi sulaiman adalah satu-satunya putra daud, yang mewarisi ayahnya sebagai nabi dan mewarisi tahta kerajaan. Salah satu mukjizat nabi sulaiman adalah dapat mengerti Bahasa binatang. Pada suatu ketika nabi sulaiman dan tentaranya menaiki kuda. Ketika itu ada semut yang berjalan didepannya. Semut tersebut berkata Hai semut,lihatlah itu tentara sulaiman berjalan ke arah kamu, maka bersegerahlah kamu sembunyi ke lubang-lubang agar tidak terkena bala tentaranya. Mendengarkan hal tersebut nabi sulaiman mengehentikan pasukannya dan menyusuruh semut tersebut untuk sembunyi ke lubang – lubangnya. Ada kelebihan nikmat yang Allah berikan kepada nabi sulaiman antara lain:
a. Sulaiman telah diberi kekuasaan dan kekuatan atas angin. Dengan perintahnya ia dapat meniup angin itu tertiup yang ia kehendaki.
b. Sulaiman dapat menundukan setan-setan untuk mengabdi kepadaNya. Diantara setan-setan itu ada yang ahli bangunan untuk mrmbangun benteng yang kokoh dan pertahanan yang kuat.
Keteladanan yang dapat kita contoh dari kisah nabi sulaiman adalah keendahan hati beliau, tidak sombong, saling menghormati antar sesame, baik kepada sesame manusia, binatang dan tumbuh – tumbuhan. Nabi sulaiman wafat tidak diketahui seorang pun hanya rayap – rayap yang memakan tongkat nabi sulaiman yang memberitahu. Artinya tongkat yang dibuat sandaran nabi sulaiman telah dimakan rayap, ketika tidak ada keseimbangan maka nabi sulaiman terjatuh  ke tanah.

C. Nabi Musa dan Nabi Khidir
Ada beberapa hal yang dapat kita ambil dari nabi tesebut antara lain, Nabi khidir melubangi perahu. Agar perahu itu tidak dapat berlayar karena ditengah laut terdapat bajak laut yang akan merampok, sebab perahu tersebut dimiliki orang miskin yang pekerjaannya mencari ikan di laut. Nabi khidir membunuh anak kecil. Tiba – tiba nabi khidir membunuh anak kecil yang tidak bersalah, hikmahnya anak yang dibunuh oleh nabi khidir adalah anak seorang mukmin dan mukminat yang ketika dewasa anak tersebut menjadi durhaka yang akan menyebabkan orang tuanya masuk neraka. Menegakan dinding tanpa dibayar. Hikmahnya dinding yang didirikan itu adalah milik seorang yatim dan di bawah dinding rumahnya tesimpan harta mereka berdua. Karena ayahnya seorang yang shalih.
Keberanian dan ketegasan nabi Musa serta kegigihannya dalam menegakan agama Allah perilaku yang patut kita contoh. Kelebihan bukan suaru hal yang dapat digunakan untuk kesombongan dan kecongakan. Karena tidak ada kekuatan dan daya upaya melaikan Allah SWT.
Tugas :
A. Membaca ringkasan materi diatas dan menjawab beberapa soal di bawah.
1. Jelaskan Apa yang dimaksud dengan Ulul Azmi?
2. Jelaskan kelebihan nabi sulaiman yang tertera pada Al Quran!
3. Jelaskan tentang nabi musa dan nabi khidir!
Jawaban silahkan di tulis di buku Al Islam dan dikumpulkan di Guru kelas.
B. Mengirim foto sholat subuh. (bentuk foto)

Minggu, 26 Juli 2020

Eksistensi Pendidikan tergantung pada niat yang tulus

Siapakah orang - orang Besar itu? 
Meneladani Pak Zar, Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor (Konsistensi Pendidikan berasal dari niat yang tulus)


“Sekolah yang mencari murid tidak akan pernah menjadi sekolah yang besar dan tidak akan menghasilkan orang-orang besar”. Saat ditanya oleh seseorang, tentang siapa orang besar menurut Gontor? Pak Zar menjawab: “Orang besar menurut Gontor adalah orang yang mau mengajarkan ilmunya dengan penuh keikhlasan meski dia berada di tempat yang terpencil dan di balik gunung sekalipun !!” ucap K.H. Imam Zarkasyi, ulama besar dan salah seorang trimurti pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor.

K.H. Imam Zarkasyi lahir di desa Gontor Ponorogo Jawa Timur, pada 21 Maret 1910 dan wafat pada 30 April 1985 di usia 75 tahun. Ayah dan Ibunya berdarah ningrat jawa. Leluhurnya adalah Kyai Ageng Kasan Basari (wafat 1760), pendiri Pondok Tegalsari yang sangat masyhur di abad ke-18-19. 

Dalam dirinya pun mengalir darah Sultan Kesepuhan Cirebon dari nasab sang ayah. Namun kerendahan hati dan rasa tawadhu’, begitu tampak dalam pribadi dan kesehariannya. 

Ulama besar ini enggan memberi embel-embel “Raden”, “Ustad” atau “Kyai” pada namanya. Sebutannya sederhana saja, “Pak Zar”. Pakaian kebesarannya cukup sarung, jas dan peci hitam, tanpa jubah dan sorban yang melilit-lilit kepalanya. Bahkan sering kali berkaos oblong, berbekal paku dan palu, Pak Zar berkeliling memperbaiki sendiri barang-barang pondok yang rusak, tanpa bantuan tukang.

Bagi Pak Zar, sederhana bukan berarti miskin. Sebait kata-kata ini akan selalu dikenang para santri dan alumninya: “Jika santri-santriku melihat bahwa apa yang kami makan, kami pakai, dan kami tempati lebih enak dari pada yang santri-santriku rasakan, silahkan protes!”. Adakah kita saksikan pada para pemimpin kita hari ini?

Pesantren Gontor adalah tempat untuk menyemai, memupuk serta menanam rasa keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah, dan kebebasan. Menurut Pak Zar, sebuah institusi pendidikan yang baik dan konsisten, pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik dan konsisten pula dan itu harus dimulai dari niat yang lurus.
Inilah doa beliau saat pertama kali mendirikan Pondok Modern Gontor: “Ya Allah, kalau sekiranya perguruan yang saya pimpin ini tak akan memberikan faedah atau manfaat kepada masyarakat, lenyapkanlah ia segera dari pandangan saya”. Niat dan doa kyai yang ikhlas ini, ternyata langsung dijawab kebaikan oleh Allah. 

Pondok Modern Darussalam Gontor, bukannya lenyap dari muka bumi, tetapi justru hidup hingga kini. Gontor bukan hanya hidup sendiri, ia bahkan mampu melahirkan “anak-anaknya” di seantero nusantara bahkan sampai ke mancanegara. Ratusan pesantren cabang dan alumni Gontor dapat kita saksikan sekarang, tentu dengan segala kekurangan dan kelebihannya, Subhanallah.

Menurut Pak Zar, apa artinya sebuah iklan, brosur, dan spanduk promosi yang bombastis, bahwa sekolahnya atau pesantrennya unggul dalam A,B,C, tapi pada kenyataannya jauh dari yang di iklankan. Baginya mudah saja, siapa yang percaya dan taat kepada pondok, silahkan datang dan belajar di Gontor, tapi siapa yang tidak percaya dan tidak taat, silahkan pergi.

Gontor membuktikan konsistensinya, hingga kini, gontor tidak pernah menyebarkan brosur, iklan atau promosi di media mana pun, tapi santri yang datang tidak kurang dari ribuan orang setiap tahunnya. Dan lebih dari itu, gontor pernah “mengusir” 1.500 orang santri pada “peristiwa hitam” 19 Maret 1967 (Persemar) dan hanya 400 an santri yang dipanggil kembali untuk belajar. 

Apa kata pak Zar? “Sekalipun tinggal seorang murid, Gontor akan saya teruskan. Kalaupun tidak ada yang mau belajar, saya akan mengajar manusia dengan pena”. Setiap kali akan menandatangani surat pengusiran seorang santri, air mata pak Zar menetes, teringat anak itu dan orang tuanya, dengan lirih beliau berkata: “Anak itu harus saya usir, mudah-mudahan dia menjadi lebih baik, setelah keluar dari Gontor”. 

Puluhan tahun ijazah Gontor tak diakui di dalam negeri, lulusannya ditolak disana-sini saat akan mendaftar perguruan tinggi negeri. Namun anehnya, sejak dulu berbagai pemerintah luar negeri memberi apresiasi pada alumni Gontor.
Sumber : https://m.republika.co.id/berita/q0omzd349/meneladani-pak-zar-pendiri-gontor

Sikap Muhammadiyah dalam menyikapi covid dalam Idhul Adha

Sikap Muhammadiyah dalam menyikapi Idhul Adha di tengah Covid


Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan Hari Raya Iduladha tahun ini jatuh pada 31 Juli 2020. Organisasi massa Islam terbesar kedua di Indonesia itu juga sudah mengeluarkan surat edaran tentang imbauan pengalihan dana kurban menjadi sedekah mengingat pandemi Covid-19 menyebabkan perekonomian rakyat kembang-kempis.

Dalam laman resmi, muhammadiyah.or.id, disebutkan bahwa fatwa Muhammadiyah mengenai pengalihan kurban menjadi sedekah merupakan sikap keagamaan yang didasarkan pada asas Islam yakni tolong menolong, solidaritas, menggembirakan sesama manusia yang tengah di timpa ujian dan cobaan. Indonesia termasuk salah satu negara di Asia dengan jumlah peningkatan pasien virus tersebut secara signifikan.

Sikap kemanusiaan seperti ini bukanlah yang pertama. Sejak gempa dan tsunami Aceh, gempa bumi Yogyakarta, gempa dan tsunami di Donggala dan masih banyak lagi. Pemikiran Muhammadiyah selama ini senantiasa mengupayakan pemaknaan keagamaan, sosial dan ekologi harus menjadi spirit dasar Islam berkemajuan.

Abdul Mu’ti, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjelaskan bahwa penyesuaian temporal ketentuan ibadah selama masa penyebaran wabah Covid-19 bukan upaya mencari keringanan. Akan tetapi justru memaksimalkan bentuk ketaatan atas syariat Islam, sesuai kaidah ushul fikih (metode hukum Islam) dan maqashid syari’ah (pokok tujuan Islam).

“Tidak berarti kalau kita tidak menyembelih hewan kurban, kita tidak mendapatkan hikmah dari pelaksanaan Iduladha. Karena, ibadah merupakan bagian kegembiraan dan kesyukuran atas anugerah Allah. Pertanda bahwa nikmat yang diberikan Allah pada kita itu jauh lebih banyak daripada kesulitan yang sekarang ini sedang terjadi,” ujar Mu’ti dalam Pengajian Bulanan PP Muhammadiyah, Jumat (10 Juli 2020).

Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa Iduladha selama masa pandemi ini menghadirkan banyak hikmah penting. Terutama, jika seseorang hendak mengambil apa makna “pengorbanan” dan “berkorban” dalam konteks ibadah kurban. Menurut Mu’ti, Nabi Ibrahim telah mencontohkan betapa pengorbanan itu betul-betul “memaksa” seseorang meninggalkan sesuatu yang berharga bagi dirinya semata-mata untuk Allah SWT. Jadi, pengorbanan adalah kembali pada hakikat penyerahan total segala sesuatu yang kita anggap berharga.

“Berkaitan dengan kepatuhan, Nabi Ibrahim menjadi hamba Allah yang senantiasa mematuhi secara ikhlas meskipun perintah itu sangat berat untuk menunaikannya” ujar Mu’ti.
Maka, kepatuhan inilah yang menjadi teladan bagi kita bahwa hamba Allah, harus mukhlisina lahu-din (ikhlas dalam beragama) betapa pun berat perintah itu kita harus menunaikannya,” imbuhnya.

Selain kepatuhan, hikmah yang bisa dipetik dari Nabi Ibrahim adalah keteguhannya pada kebenaran yang diyakininya, yakni kekuasaan Allah Swt. Bahwa prinsip kebenaran tidak bersifat populis berdasarkan banyaknya orang yang mendukung, tapi apa yang dituntunkan oleh Allah kemudian dijalankan dengan istiqamah.

Ketiga, bahwa keberhasilan Nabi Ibrahim sebagai hamba Allah dilalui melalui serangkaian cobaan yang tidak mudah. Juga bahwa ujian yang diberikan oleh Allah pasti ada hikmahnya.

Oleh karena itu, bagi Mu’ti, tidak menyembelih hewan kurban selama masa pandemi bukan berarti tidak berkurban. Semangat berkurban menolong sesama korban terdampak pandemi sebagai usaha untuk menyelamatkan kehidupan umat manusia pun termasuk dalam peneladanan Nabi Ibrahim.

“Dalam situasi seperti ini kita perlu mengambil pelajaran agar kita sebagai warga Persyarikatan menjadi hamba-hamba Allah yang patuh, mematuhi pimpinan (Persyarikatan), mematuhi Allah dan Rasul-Nya,” pungkasnya.
Sumber : https://m.ayojakarta.com/read/2020/07/15/21321/hari-raya-iduladha-tiga-hikmah-kurban-pada-masa-pandemi-covid-19-menurut-fatwa-muhammadiyah

materi kelas 1 (Pelajaran 3) Al Islam


Pelajaran 3

Patuh kepada orang tua

Suatu hari ada seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam. Dia bertanya, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai harta kekayaan dan anak. Sementara ayahku berkeinginan menguasai harta milikku dalam pembelanjaan. Apakah yang demikian ini benar?” Maka jawab Rasulullah, “Dirimu dan harta kekayaanmu adalah milik orang tuamu.” (HR. Ibnu Majah dari Jabir bin Abdillah).

Begitulah, syari’at Islam menetapkan betapa besar hak-hak orang tua atas anaknya. Bukan saja ketika sang anak masih hidup dalam rengkuhan kedua orang tuanya, bahkan ketika ia sudah berkeluarga dan hidup mandiri. Tentu saja hak-hak yang agung tersebut sebanding dengan besarnya jasa dan pengorbanan yang telah mereka berikan. Sehingga tak mengherankan jika perintah berbakti kepada orang tua menempati ranking ke dua setelah perintah beribadah kepada Allah dengan mengesakan-Nya.
Allah berfirman (artinya) “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada ibu bapakmu.” (QS. An-Nisa:36).

Sebagai anak, sebenarnya banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mengekspresikan rasa bakti dan hormat kita kepada kedua orang tua. Memandang dengan rasa kasih sayang dan bersikap lemah lembut kepada mereka pun termasuk birrul walidain.

Allah berfirman (artinya), “Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia, dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang.” (QS. Al-Isra’:23). Dalam kitab Adabul Mufrad, Imam Bukhari mengetengahkan sebuah riwayat bersumber dari Ibnu Jarir dan Ibnu Mundzir melalui Urwah, yang menjelaskan mengenai firman Allah: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang.” Maka Urwah menerangkan bahwa kita seharusnya tunduk patuh di hadapan kedua orang tua sebagaimana seorang hamba sahaya tunduk patuh di hadapan majikan yang garang, bengis, lagi kasar.

Pada suatu ketika, ada seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dia bersama seorang laki-laki lanjut usia. Rasulullah bertanya, “Siapakah orang yang bersamamu?” Maka jawab laki-laki itu, “Ini ayahku”. Rasulullah kemudian bersabda, “Janganlah kamu berjalan di depannya, janganlah kamu duduk sebelum dia duduk, dan janganlah kamu memanggil namanya dengan sembarangan serta janganlah kamu menjadi penyebab dia mendapat cacian dari orang lain.” (Imam Ath-Thabari dalam kitab Al-Ausath).

Berbakti kepada orang tua tak terbatas ketika mereka masih hidup, tetapi bisa dilakukan setelah mereka wafat. Hal itu pernah ditanyakan oleh seorang sahabat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka Rasulullah menjawab, “Yakni dengan mengirim doa (mendo’akan) dan memohonkan ampunan. Menepati janji dan nadzar yang pernah diikrarkan kedua orang tua, memelihara hubungan silaturahim sera memuliakan kawan dan kerabat orang taumu.” Demikian Imam Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hiban meriwayatkannya bersumber dari Abu Asid Malik bin Rabi’ah Ash-Sha’id.

a.       Tolong Menolong

”Dan tolong-menolong lah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan. Dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwa lah kamu kepada Allah, sesungguhnya siksa Allah sangat berat."

Tidak heran, perintah tolong-menolong dalam agama ini kerap direpresentasikan dalam aksi kepedulian. Tak sedikit misalnya, di Indonesia, hadirnya lembaga-lembaga filantropi juga diusung oleh semangat kepedulian dan sikap tolong-menolong yang tinggi.Budaya gotong-royong dan turut serta mengulurkan bantuan dalam Islam diterapkan di banyak lini. Tak terkecuali dalam unsur aspek ekonomi syariah. Di mana kepedulian dalam perkara perekonomian juga ditonjolkan dengan berhati-hati dalam mengambil langkah ekonomi agar tak merugikan atau menzhalimi ekosistem dan masyarakatnya.

Padahal sejatinya sikap memberi itu tak sama sekali merugi. Asalkan nilai pemberian itu dilandasi dengan ketulusan, keikhlasan, dan juga keimanan. Membantu dalam kebaikan—seberapapun besar dan kecil nilainya—akan terasa ringan apabila dilakukan dengan tulus dan ikhlas.

Umat Islam juga kerap dikenalkan sejak dini mengenai filosofi kepemilikan. Bahwa sejatinya apa-apa yang kita miliki di dunia, baik itu yang berbentuk wujud jasmani hingga materi, semata-mata adalah titipan Allah SWT. Dengan titipan itu, manusia dimintai pertanggung jawabannya kelak di akhirat.

Dengan menyadari bahwa apa yang kita miliki hanyalah titipan Allah semata, maka budaya saling berbagi dan peduli dalam Islam pun begitu kuat. Bahkan dalam hadis, Rasulullah berkata bahwa siapa yang melapangkan suatu kesusahan dunia dari seorang Muslim, maka Allah akan melapangkan satu kesusahan dirinya di hari kiamat.

Tugas   :

1.      Memberikan contoh membantu orang tua di rumah (foto) 

 

 

 

 

 

 


Materi Kelas 1 (Pelajaran 2) Al Islam

Materi Daring (Pelajaran 2)

Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul

A.    Syahadat Tauhid

 

Arti Tauhid adalah mengesakan Allah, Syahadat Tauhid berarti bersaksi Allah satu – satunya Tuhan yang wajib disembah. Secara luas manusia mempunyai kepercayaan bahwa memang tidak ada dzat yang patut disembah melainkan Allah SWT. Proses penciptaan alam semesta ini yang menjadi dasar bahwa Allah SWT maha segalaNya.

 

 

 

 

 

 

 

 

B.     Syahadat Rasul

Arti Syahadat rasul adalah saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Nabi Muhammad adalah nabi kita. Beliau adalah nabi terakhir, beliau adalah pilihan Allah SWT dan beliau adalah orang yang mulia.

Setelah kita mengetahui bahwa syahadat merupakan salah satu rukun iman, disini terdapat sebuah kisah teladan dimana seorang pemuda malu-malu untuk memasuki masjid mungkin baru pertama masuk, saat kakinya menginjakkan karpet bergetarlah dan merindinglah badannya.

Seperti seorang bintang berjalan diatas panggung, jamaah masjid pada melihat dirinya. Seorang ustadz mencoba untuk membimbingnya, mengajarinya dengan mengulang-ulang sebuah kalimat, sehingga pada akhirnya ia dapat mengucapkan dengan sempurna. Mari membaca: Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan Rasulullah.

Resmilah seorang pemuda itu dikatakan sebagai seorang muslim. Di rumah Allah itu, ia bukan orang asing, melinkan hamba yang datang mengadu. Pada saat itu juga puluhan pasang mata memandangnya. Alhamdulillah, jamaah berebut untuk besalaman dan memeluknya. Jamaah mengatakan kamu beruntung, kamu mendapatkan kebenaran dan yang hadir ini semuanya adalah saudaramu, tapi perlu kamu mengetahui masih banyak yang perlu dipelajari lagi memulai dari sini kamu mengenal agama islam.

 

Rangkuman

·         Arti syahadat adalah persaksian.

·         Syahadat ada dua, syahadat tauhid dan syahadat rasul.

·         Asyhadu an laa ilahaillallah (arti tiada tuhan selain Allah).

·         Arti tauhid pengesaan.

·         Tuhannya oang islam adalah Allah.

·         Wajib disembah yang menciptakan alam semesta dan seisinya.

·         Bunyi syahadat tauhid.

·         Saya besaksi bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Allah.

·         Rasul memiliki sifat yang terpuji.

·         Beliau adalah manusia pilihan.

·         Mendapatkan gelar al amiin.

·         Arti al amin adalah dapat dipercaya.

·         Nabi Muhammad adalah nabi terakhir.

·         Lafadz syahadat rasul “ saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”

·         Dua kalimat syahadat disebut syahadatain.

 

 

Mengenal Asmaul Husna

Asmaul husna merupakan nama-nama baik Allah. Arti kata asmaul husna adalah nama-nama yang baik. Asmaul husna ini mengacu pada nama-nama, sebutan, gelar, hingga sifat-sifat Allah nama-nama itu juga sangat indah dan baik.

 

Ar Rahman

Arti ar Rahman adalah kasih saying Allah tehadap hambaNya, Allah menciptakan hamba – hambaNya. Memberi rizki dan petunjuk kepada makhluknya. Bahkan bekuasa dimuka bumi sifat kasih sayang Allah akan memunculkan semangat manusia untuk berbuat baik.

 

Ar Rahim

Arti ar Rahim, Allah maha penyayang pesan penyayang Allah sayangnya tiada terbilang disetiap makhluk, setiap makhluknya disayang baik yang beriman maupun tidak beriman tetep disayang oleh Allah, yang telah memberikan alam semesta ini hanya saja berbeda dengan cara Allah menyayangi orang beiman. Seisi alam semesta dimanfaatkan oleh umatnya dan diberikan tanpa pilih kasih.

Sesungguhnya Allah lebih penyayang tehadap hamba – hambaNya dari pada seorang ibu tehadap anak bayinya. (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Al Malik

Allah Maha Kuasa

Menciptakan kita semua, menciptakan alam semesta semuanya tunduk kepadaNya kita semua sebagai hamba. Wajib mengabdi pasrah kepadaNya selalu berdoa dan mengharap hidup selamat dunia akhirat. Arti Al Malik adalah Allah Maha Menguasai, Allah maha berkuasa memiliki pesan bahwa Allah memiliki kekuasaan penuh tidak ada kekuasaan apapun yang menghalangi kekuasaanNya untuk menjadi kuasa Allah tidak membutuhkan bantuan siapapun.

Tugas :

1. Melafalkan Asmaul Husna (video)

2. Shalat 5 waktu (video)

3. Menyalin Asmaul Husna minimal 5 dibuku Al Islam 


Sabtu, 25 Juli 2020

Materi kelas 3 (pelajaran 2) Al Islam


Pelajaran 2

Pentingnya saling menghargai

A.       Surat Al Humazah Dan Kandungannya

 

يۡلٌ لِّـكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةِ

1. Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela,

اۨلَّذِىۡ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗ

2. yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya

يَحۡسَبُ اَنَّ مَالَهٗۤ اَخۡلَدَهٗ

3. dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.

كَلَّا لَيُنۡۢبَذَنَّ فِى الۡحُطَمَةِ

4. Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hu¯amah.

وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا الۡحُطَمَةُ

5. Dan tahukah kamu apakah (neraka) Hu¯amah itu?

نَارُ اللّٰهِ الۡمُوۡقَدَةُ

6. (Yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan,

الَّتِىۡ تَطَّلِعُ عَلَى الۡاَفۡـــِٕدَةِ

7. yang (membakar) sampai ke hati.

اِنَّهَا عَلَيۡهِمۡ مُّؤۡصَدَةٌ

8. Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka,

فِىۡ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ

9. (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.

 

Kandungan surat al humazah

Al-hammas berarti orang yang melakukan umpatan dalam bentuk ucapan, sedangkan al-lammaz berarti orang yang melancarkan celaan dalam bentuk perbuatan. Artinya, merendahkan dan menilai orang lain kurang. Dan penjelasan mengenai hal ini telah diberikan sebelumnya yakni pada firman Allah Ta’ala: hammaaazim masy-syaa-im binamiim (“Yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah.”) (al-Qalam: 11). Ibnu ‘Abbas mengatakan: “Humazatillumazah berarti orang yang suka mencela dan menilai cacat orang lain.” Ar-Rabi’ bin Anas mengatakan: “Al Humazah berarti melakukan pengumpatan di hadapannya, sedangkan al-lumazah adalah celaan yang dilakukan di belakang.” Qatadah mengatakan: “Al-Humazah dan al-lumazah  itu adalah dengan lidah dan matanya serta memakan daging orang lain dan melontarkan celaan kepada mereka.” Lebih lanjut, sebagian dari mereka mengatakan: “(Orang) yang dimaksud dengan hal tersebut adalah al-Akhnas bin Syuraiq.” Dan ada juga yang mengatakan selainnya. Mujahid mengatakan: “Ia bersifat umum.”

 

Firman Allah Ta’ala: alladzii jama’a maalaw wa’addadah (“Yang mengumpulkan harta lagi menghitung-hitung.”) Yakni mengumpulkan sebagian hartanya dengan sebagian lainnya seraya menghitung jumlahnya. Yang demikian itu seperti firman-Nya yang lain: wa jama’a fa-au’aa (“Serta mengumpulkan [harta benda] lalu  menyimpannya.”)  (al-Ma’aarij: 18). Demikian yang dikemukakan oleh as-Suddi dan Ibnu Jarir.

 

Dan mengenai firman-Nya: alladzii jama’a maalaw wa’addadah (“Yang mengumpulkan harta lagi menghitung-hitung.”) Muhammad bin Ka’ab mengatakan: “Hartanya membuatnya lalai pada siang hari, yang ini sampai kepada yang lain. Dan jika malam tiba ia teronggok seperti bangkai busuk.”

 

Firman-Nya: yahsabu anna maalahuu akhladah (“Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.”) maksudnya dia menduga bahwa pengumpulan harta yang dia lakukan dapat menjadikannya hidup kekal di dunia ini. Kallaa (“Sekali-sekali tidak.”) yakni masalahnya tidak seperti diakui dan dikira. Kemudian Dia berfirman: layumbadzanna fil huthamah (“Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah”) yakni, orang yang mengumpulkan dan menghitung-hitung hartanya itu akan diceburkan ke dalam Huthamah, yakni salah satu nama neraka. Disebut demikian karena neraka itu menghancurkan penghuninya. Oleh karena itu Dia berfirman:

 

Wa maa adraaka mal huthamah, naarullaahil muuqadah, allatii taththali’u ‘alal af-idah (“Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? Yaitu api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati.” Tsabit al-Bannani mengatakan: “Api membakar mereka sampai ke dalam hati, sedang ketika itu mereka dalam keadaan hidup.” Kemudia dia mengatakan: “Adzab itu sudah ada yang menimpa beberapa orang dari mereka.” Dan setelah itu dia menangis. Muhammad bin Ka’ab mengatakan: “Api itu memakan segala sesuatu dari tubuhnya sehingga ketika api sampai di hatinya mendekati tenggorokannya, api itu kembali ke jasadnya.”

 

Firman Allah Ta’ala: fii ‘amadim mumaddadah (“Sedang mereka itu diikat pada tiang-tiang yang panjang.”) ‘Athiyyahal-‘Aufi mengatakan: “Yakni tiang-tiang yang terbuat dari besi.” As-Suddi mengatakan: “Yakni berasal dari api.” Syabib bin Bisyir meriwayatkan dari ‘Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas: fii ‘amadim mumaddadah (“Sedang mereka itu diikat pada tiang-tiang yang panjang.”) yakni pintu-pintunya yang panjang.

 

B.       Adab bertamu dan memuliakan tamu

1.       Adab bertamu

a.       Mencari waktu yang tepat untuk bertamu

b.      Mengetuk pintu tiga kali

c.       Mengucapkan salam ketika masuk rumah

d.      Jangan duduk jika tidak dipersilahkan

e.      Menjaga pandangan, jangan sampai kita melihat se isi rumah

f.        Menjaga kesopanan pasa waktu duduk

2.       Adab menerima tamu

a.       Setiap menerima tamu harus bersikap ramah

b.      Memperbanyak senyum dan menunjukan wajah bahagia

c.       Mempersilahkan duduk ada tamu

d.      Memberikan suguhan sewajarnya tanpa terkesan paksaan

e.      Memperlihatkan sikap bersahabat

C.      Sikap wajib dan mustahil Allah

D.     
 Rukun dan syarat sah Puasa Ramadhan

Setiap ibadah dalam agama Islam, termasuk puasa Ramadhan, dianggap sah jika sudah terpenuhi syarat dan rukunnya. Puasa Ramadan memiliki lima syarat wajib dan dua rukun yang harus tuntas dipenuhi untuk dapat dianggap sah.

 

Kewajiban puasa merupakan salah satu dari rukun Islam yang wajib ditunaikan setiap muslim dan muslimah yang telah memenuhi syarat.

 

Perintah puasa termaktub dalam surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

 

 

Selain itu, puasa juga termasuk ibadah dengan keutamaan yang istimewa. Dalam salah satu hadis qudsi diterangkan, bahwa setiap amal kebaikan manusia akan dilipatgandakan dengan 10 kebaikan yang semisal hingga 700 kali lipat, kecuali amal puasa. Allah berfirman, "Puasa tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena ia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku," (HR. Muslim).

 

Syarat Wajib Puasa Ramadhan

 

Syarat wajib adalah ketentuan yang mesti dipenuhi seorang muslim sebelum melaksanakan suatu ibadah. Orang yang belum memenuhi syarat wajib puasa, maka kewajiban puasanya gugur dan ia tidak diharuskan menjalankan puasa.

 

Agus Arifin dalam buku Step By Step Fiqih Puasa (2013: 87-88) menuliskan beberapa syarat wajib puasa sebagai berikut:

 

1. Bertatus muslim

 

Karena puasa termasuk rukun Islam, hanya orang muslim dan muslimah yang wajib menunaikan ibadah puasa. Jika seseorang murtad, keluar dari Islam, kewajiban puasa baginya gugur dan ia tidak memenuhi syarat wajib puasa.

 

Syarat keislaman ini dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin 'Umar bin Khattab Ra yang berkata: saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda: "Islam didirikan dengan 5 hal, yaitu persaksian tiada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad adalah utusan-Nya, didirikannya sholat, dikeluarkannya zakat, dikerjakannya haji di Baitullah [Ka’bah], dan dikerjakannya puasa di bulan Ramadan,” (HR. Bukhari dan Muslim).

 

2. Balig atau mencapai masa pubertas

 

Syarat wajib puasa yang kedua ialah telah mencapai status balig atau pubertas. Bagi laki-laki, ia ditandai dengan keluarnya sperma dari kemaluannya, baik dalam keadaan tidur ataupun terjaga. Sementara itu, bagi perempuan, status balig ditandai dengan menstruasi.

 

Dalam uraian "Syarat Wajib dan Rukun Puasa Ramadhan" yang ditulis Ustaz Syaifullah Amin syarat keluar mani pada laki-laki dan haid pada perempuan ada di batas usia minimal 9 tahun. Di sisi lain, bagi laki-laki dan perempuan yang belum keluar sperma dan belum menstruasi, batas minimal dikatakan balig jatuh pada usia 15 tahun dari usia kelahiran.

 

3. Berakal sehat

 

Syarat wajib puasa yang ketiga bagi seorang muslim dan balig, adalah ia harus memiliki akal yang sehat, sempurna, dan tidak gila. Selain itu, ia juga tidak mengalami gangguan mental dan tidak hilang kesadarannya karena mabuk.

 

Seorang muslim yang mabuk tidak terkena hukum kewajiban menjalankan ibadah puasa. Namun, terdapat pengecualian pada orang mabuk dengan sengaja, misalnya karena konsumsi minuman keras. Jika sengaja mabuk, ia wajib mengganti (qadha) puasanya di hari selain bulan Ramadan.

 

Syarat kebalig-an dan akal sehat ini bersandar pada sabda Nabi Muhammad SAW: "Tiga golongan yang tidak terkena hukum syar’i: orang yang tidur sapai ia terbangun, orang yang gila sampai ia sembuh, dan anak-anak sampai ia baligh,” (HR. Abu Dawud dan Ahmad).

 

4. Kemampuan menunaikan puasa

 

Setelah terpenuhi tiga syarat wajib di atas, yang keempat ialah kemampuan menjalankan ibadah puasa. Jika seorang muslim tidak mampu menjalankan puasa karena sebab tertentu, ia diwajibkan mengganti di bulan berikutnya atau membayar fidyah.

 

Ketidakmampuan berpuasa ini bisa terjadi karena perjalanan yang memberatkan (musafir), sakit, hamil dan menyusui, dan berusia sangat tua atau sudah renta.

 

5. Mengetahui awal Ramadan

Syarat wajib yang terakhir adalah mengetahui awal Ramadan dan hari pertama puasa hingga sebulan penuh.

 

Rukun Puasa Rmadhan

1. Niat puasa

 

Niat adalah penegasan status fardu dari ibadah puasa Ramadhan. Hal ini menunjukkan kejelasan adanya ibadah, bukan hanya sekadar kehendak menunaikannya. Menurut ulama Mazhab Syafi'i, setiap orang yang hendak berpuasa disunahkan untuk melafalkan bacaan niatnya.

 

Bacaan niat puasa Ramadan adalah sebagai berikut:

 

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

 

Bacaan latinnya: "Nawaitu sauma ghadin an'adai fardi syahri ramadhani hadzihisanati lillahita'ala"

 

Artinya: "Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadan tahun ini, karena Allah Ta'ala."

 

2. Menahan diri dari pembatal-pembatal puasa

 

Rukun kedua dalam ibadah puasa sebagaimana definisinya, yakni menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan sejak terbit fajar (waktu subuh) hingga terbenamnya matahari (waktu magrib) dengan niat karena Allah SWT.

 

Terdapat beberapa hal yang membatalkan puasa, seperti makan-minum, hubungan suami-istri di siang hari, muntah disengaja, keluar mani disengaja, haid, nifas, serta murtad keluar dari Islam.

 

Tugas :

1.       Melafalkan surat Al Humazah (Video)


 

 


Materi kelas 4 (Pelajaran 2) Al Islam


 

Pelajaran 2

Hari Akhir dan Kehidupan Setelah Mati

A.      Nama – nama hari akhir

   Nama-Nama Hari Akhir

Berikut ini adalah nama-nama hari akhir dalam Al-Qur’an.

Yaumul Akhir

Artinya hari akhir. Terdapat dalam QS.Al-Baqoroh: 8 yang artinya: “Dan diantara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman“.

 

Yaumul Qiyamah

Artinya hari kiamat. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam QS. Al-Baqoroh ayat 85 yang artinya: “Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang-orang yang berbuat demikian diantara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan“.

 

Yaumul Hasrah

Artinya hari penyesalan. Allah berfirman dalam QS. Maryam: 39 yang artinya: “Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus, sedang mereka dalam kelalaian dan mereka tidak beriman“.

 

Yaumul Ba’ats

Artinya hari berbangkit. Sebagaimana telah disebutkan dalam surat Ar-Rum ayat 56 yang artinya: “…Maka inilah hari berbangkit itu, tetapi (dahulu) kamu tidak meyakini(nya)“.

 

B.      Peristiwa hari akhir

       

Setiap muslim dan muslimah wajib hukumnya beriman kepada hari kiamat. Kapan waktu terjadinya hanya Allah yang mengetahui. Pastinya kita semua harus mempersiapkan diri dengan senatiasa beribadah dan mengerjakan macam-macam amal shaleh sesuai dengan ketentuan hukum Islam.

 

Hari kiamat menurut Islam merupakan hari dimana alam semesta ini beserta isinya hancur secara bersamaan. Kedahsyatan hari kiamat tersebut telah dituangkan dalam Al Qur’an maupun hadits. Salah satunya dalam ayat berikut ini.

 

Allah Ta’ala berfirman,

 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ

 

Hai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).” (QS. Al Hajj [22] : 1).

 

Setelah hari kiamat terjadi, rupanya ada sederetan peristiwa yang akan dialami oleh semua makhluk di alam semesta ini. Peristiwa apa sajakah itu?

 

Simak ulasan selanjutnya berikut ini!

 

Yaumul Barzah

 

Yaumul barzah disebut juga dengan alam barzah, yakni masa penantian manusia setelah meninggal dunia sebelum kemudian dibangkitkan kembali dari alam kubur.

 

لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

 

Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al Mu’minun [23] : 100)

 

Di dalam alam barzah, manusia yang meninggal akan mendapat balasan yang sesuai dengan amal perbuatannya selama hidup. Bagi mereka yang banyak melakukan dosa yang berulang dalam Islam akan merasakan siksa kubur yang menyakitkan. Sedangkan mereka yang senantiasa bertakwa dan melakukan amal shaleh insya Allah akan merasakan kenikmatan di alam barzah.

 

Yaumul Ba’as

 

Yaumul Ba’as merupakan hari dibangkitkannya seluruh umat manusia dari alam kubur. Keadaan manusia pada saat itu sangat beragam, tergantung pada amal perbuatannya selama di dunia.

 

Allah Ta’ala berfirman,

 

وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ

 

Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.” (QS. Al Hajj [22] : 7)

 

Yaumul Mahsyar

 

Setelah dibangkitkan, kemudian manusia dikumpulkan seluruhnya di Padang Mahsyar untuk diadili oleh Allah subhanahu wa ta’ala dengan seadil-adilnya.

 

Allah Ta’ala berfirman,

 

وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْأَرْضَ بَارِزَةً وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا

 

Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka.” (QS. Al-Kahf [18] : 47)

 

Yaumul Hisab

 

Selanjutnya yaumul hisab yakni hari perhitungan seluruh amal perbuatan baik dan buruk umat manusia. Tidak ada sekecil perbuatanpun yang luput dari catatan malaikat Allah subhanahu wa ta’ala.

 

Oleh karena itu, bagi mereka yang mendapatkan hikmah beriman kepada malaikat maka akan senantiasa menjaga sikap dan perilakunya agar tidak menyimpang dari syari’at Islam.

 

لْيَوْمَ تُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ ۚ لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

 

Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.” (QS. Al-Mu’min [40] : 17)

 

Yaumul Mizan

 

Yaumul mizan yaitu hari penimbangan seluruh amal baik dan buruk manusia selama hidupnya. Apabila amal baiknya lebih berat daripada amal buruknya, maka insya Allah ia akan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Namun, apabila amal buruknya yang lebih berat daripada amal baiknya, maka ia akan mendapatkan balasan berupa siksa neraka, naudzubillah.

 

Allah Ta’ala berfirman,

 

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ

 

C.      Tanda – tanda hari akhir

 

Tanda-Tanda Kiamat Kecil

Dalam agama Islam kiamat dibagi menjadi dua, yaitu tanda-tanda kiamat kecil dan tanda-tanda kiamat besar.  Tanda-tanda kiamat  kecil yaitu tanda yang mendahului kiamat dalam kurun waktu yang lama dan merupakan sesuatu yang dianggap biasa. Tanda-tanda kiamat kecil sangat banyak, bahkan tanda-tanda itu bisa dijumpai di kehidupan kita saat ini. Beberapa tanda-tanda tersebut sudah ada sejak zaman para Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.

 

Seperti diutusnya Nabi Muhammada SAW sebagai Rasul dan wafatnya Nabi Muhammad SAW. Kedua peristiwa tersebut merupakan tanda-tanda kiamat kecil yang ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul sebagai tanda kiamat kecil karena Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir dan tidak akan lagi ada Nabi atau Rasul setelah beliau.

 

Berikut tanda-tanda kiamat kecil yang lainnya:

 

1. Saling berlomba-lomba meninggikan bangunan

 

2. Terjadinya banyak pembunuhan

 

3. Waktu yang berlalu terasa semakin singkat

 

4. Sering terjadi bencana alam seperti gempa bumi dan tanah longsor dan lain sebagainya.

 

5. Munculnya gaya hidup mewah dan manja di kalangan umat Islam

 

6. Orang Yang Baik Berkurang Sedang Yang Jahat Bertambah Banyak

 

7. Manusia mewarnai rambut di kepalanya dengan warna hitam supaya kelihatan muda

 

8. Negara Arab menjadi padang rumput & sungai

 

9. Pria menyerupai wanita dan wanita menyerupai pria

 

10. Bulan sabit terlihat besar

 

Tanda-Tanda Kiamat Besar

 

Kiamat besar tidak akan terjadi, sebelum muncul beberapa  tanda-tandanya.  Sesuai dengan sebuah hadist dari Huzaifah bin Asid Al-Ghifari ra. berkata:

 

“Datang kepada kami Rasulullah SAW dan kami pada waktu itu sedang berbincang-bincang. Lalu beliau bersabda: “Apa yang kamu perbincangkan?” Kami menjawab: “Kami sedang berbincang tentang hari kiamat”

 

Lalu Nabi SAW bersabda: “Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya.” Kemudian beliau menyebutkannya:

 

“Asap, Dajjal, binatang besar, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam Alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia ke Padang Mahsyar mereka.“ (HR Muslim)

 

8 Tanda-tanda kiamat besar menurut Rasulullah:

 

1. Asap

 

Tanda-tanda kiamat besar yaitu munculnya Asap atau dukhan yang akan keluar dan mengakibatkan penyakit yang seperti flu di kalangan orang-orang yang beriman dan akan mematikan semua orang kafir.

 

2. Munculnya Dajjal

 

Tanda-tanda kiamat besar yang kedua Dajjal diceritakan hanya memiliki satu mata dengan mata sebelah kanan buta. Diceritakan bahwa ia akan membawa fitnah besar yang akan merenggut keimanan sehingga banyak orang yang akan mendengar seruannya.

 

3. Binatang Besar

 

Dalam ayat Al-Quran mengatakan akan ada binatang besar yang hadir di bumi untuk menunjukkan kekuasaan Allah.

 

“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia tidak yakin kepada ayat- ayat Kami” (Qs. An Naml ayat 82).

 

4. Matahari muncul dari barat

 

Tanda-tanda kiamat besar yang keempat yaitu matahari akan muncul dari arah matahari terbenam.

 

Tugas :

1.      Merangkum materi Pelajaran ke 2 (dibuku Al Islam)

2.      Shalat 5 waktu (salah sati di foto saja) 

 

  


Peran Guru dalam Pergeseran Khittah Pendidikan

  Pendidikan merupakan aset berharga bagi kemajuan suatu negara. Sebagaimana telah dikemukakan para ahli bahwa pendidikan merupakan tanggu...