Rabu, 27 Januari 2021

الّلغة العربيّة فصل السّادسة

 


Jumlah F’iiliyah (جملة فعلية)

Dalam bahasa Indonesia Jumlah Fi’liyah dapat dipadankan dengan kalimat verbal. Kalimat ini memiliki dua komponen utama yang harus dimiliki dalam kalimat tersebut, yaitu:

Fi’il yang berfungsi sebagai predikat

Fa’il yang berfungsi sebagai subjek.

 


Contoh:

 

يَتَعَلَّمُ مُحَمَّدٌ       : Muhammad sedang belajar           (fiil Mudhari’)

قَدْ قَامَ عَلِيٌ       : Ali telah berdiri                               (fiil Madhi)

اِحْمِلُو!            : bawalah !                                         (fiil Amr)

Tugas   : Buatlah 5 Kalimat yang mempunyai unsur jumlah fi’liyah !


Kelas 6 Mata Pelajaran Al Islam


 

Adab menuntut Ilmu

Bagi seorang muslim, menuntut ilmu adalah tanggung jawab sehingga harus dipastikan kebenaran dan manfaatnya. Ilmu yang diperoleh nantinya digunakan untuk memperbaiki diri sendiri dan lingkungan sekitar.

https://wtf2.forkcdn.com/www/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=4568&loc=https%3A%2F%2Fwolipop.detik.com%2Fhijab-update%2Fd-5182833%2Fsyarat-dan-adab-menuntut-ilmu-dalam-islam&referer=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F&cb=30ac0b0833

Rasulullah SAW dalam sebuah hadits telah menjelaskan tugas dan tanggung jawab muslim untuk menuntut ilmu

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ أَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيرِ الْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ

Artinya: "Mencari ilmu adalah kewajiban setiap Muslim, dan siapa yang menanamkan ilmu kepada yang tidak layak seperti yang meletakkan kalung permata, mutiara, dan emas di sekitar leher hewan." (HR Ibnu Majah).

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren Darul Ma'arif, Ciamis, sempat menjelaskan syarat seorang muslim dalam menuntut ilmu. Syarat ini kemudian diterapkan sehingga ilmu yang diperoleh benar-benar bermanfaat.

Berikut 6 syarat menuntut ilmu dalam Islam:

1. Cerdas akal, emosi, dan akhlak

2. Kemauan yang kuat

3. Sabar saat menemui kesulitan dan kemudahan

4. Punya cukup bekal

5. Belajar dari guru yang kompeten

6. Waktu yang tidak kurang untuk belajar.

Ali Ruqaya yang merupakan penggagas komunitas muslim di Greater Toronto Area (GTA), pernah membahas adab menuntut ilmu bagi seorang muslim. Pembahasan ini ada dalam tulisan berjudul Seven Golden Etiquettes for Seekers of Knowledge, yang dipublikasikan di situs The Productive Muslim Company.

Guru Al Islam: Marera Tegar Pratama, S.PdI

Kelas 5 Mata Pelajaran Al Islam


 

Sahabat usman bin affan

Khalifah Utsman RA adalah salah satu sahabat nabi yang menikahi dua putri Nabi Muhammad SAW yakni Ummu Kultsum dan Ruqayyah RA sehingga ia mendapat julukan Dzun Nuurain (orang yang mempunyai dua cahaya). Ini kisah tentang Utsman RA yang dermawan dengan ikhlas melakukan sedekah dan infak di jalam Allah SWT tanpa mengharap balasan apapun kecuali ridho Allah SWT dan pahala. Suatu hari kaum muslimin sedang mengalami kesusahan dan kekurangan air untuk diminum. Sumber air yang paling bagus dan jernih pada saat itu hanya sebuah sumur yang dimiliki oleh orang Yahudi. Apabila kaum muslimin yang ingin membeli air itu, maka orang Yahudi menaikkan harganya. Melihat peristiwa itu, Utsman RA membeli setengah dari sumur itu untuk digunakan kaum muslimin tanpa pungutan biaya sepeser pun. Kesepakatan penggunaannya dibagi dua, sehari untuk si Yahudi dan sehari lagi untuk Utsman yang dipersembahkan untuk kaum muslimin. Setelah setengah sumur itu dibeli Utsman RA, maka ketika waktunya sumur digunakan untuk si Yahudi, tidak ada lagi yang mau membeli airnya.

Sehingga akhirnya orang Yahudi itu menjual saham atas sumurnya kepada Utsman RA dan menghadiahkannya untuk kaum muslimin. Hal yang ingin dicapai Utsman RA adalah kesejahteraan dan kemakmuran kaum muslimin. Kisah lain tentang kebaikan Utsman RA adalah ketika kaum muslimin dilanda kekurangan bahan pangan. Siang itu datang kafilah dagangan milik Utman RA yang terdiri dari seribu unta yang masing – masing membawa makanan dan gandum. Melihat hal itu, para pedagang mendatangi Utsman RA untuk melakukan kerjasama. Ia membujuk Utsman RA untuk bersedia menjual makanan dan gandumnya itu dengan balasan mendapat keuntungan dua dirham setiap sepuluh dirham modal.

Namun Utsman RA tidak menyepakatinya. Kemudian para pedagang merayunya lagi dengan keuntungan yang lebih besar yaitu empat kali lipat, dimana empat dirham sebagai ganti dari dua dirham. Dan Utsman RA tetap menolaknya seraya berkata, “Ada yang menjanjikanku keuntungan yang lebih banyak lagi dari itu.” Mereka bertanya, “Kami adalah para pedagang dari Madinah , siapa lagi pedagang yang berani menjanjikan keuntungan lebih besar dari kami?” Utsman RA menjawab, “Allah SWT memberikan keuntungan lebih tinggi dan besar dari kalian. Karena dari setiap satu dirham, dia memberikan untung sepuluh dirham. Sesuai dengan firman – Nya dalam QS. Al – An’aam : 160”

“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya.” Dan akhirnya Utsman RA tidak ingin menjual melainkan menginginkan untuk menyedahkannya untuk kaum muslimin. Bersedekahlah layaknya Utsman RA, karena ia melakukannya dengan niat mengharapkan ridho dari Allah SWT dan rela berkorban untuk kepentingan umat. Sosok pemimpin yang sudah sangat langka dewasa ini. Ia bersedekah bukan untuk ria pada orang lain dan ingin disanjung, namun dengan hati yang ikhlas. Dan ia tidak merasa takut untuk kehabisan, kehilangan dan rugi telah bersedekah, karena Allah menggantinya lebih dari yang ia sedekahkan.


Guru Al Islam: Marera Tegar Pratama, S.PdI

Kelas 4 Mata Pelajaran Al Islam


 

Ikhtiyar

Kata ikhtiar berasal dari bahasa Arab yang artinya sama dengan berusaha. Ikhtiar secara istilah ialah segala bentuk perilaku atau perbuatan manusia untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya, atau usaha yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya yang dilakukan dengan sepenuh hati, sungguh-sungguh dan semaksimal mungkin dengan mengerahkan seluruh kemampuan dan keterampilannya serta dilakukan sesuai dengan syariat Islam. Ikhtiar merupakan salah satu akhlak terpuji yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Adapun bentuk-bentuk ikhtiar yang harus kita ketahui, diantaranya yaitu:

1. Bersungguh-sungguh

Sungguh-sungguh merupakan salah satu bentuk ikhtiar yang harus diperhatikan. Dalam menggapai mimpi, keinginan, angan dan cita-cita diperlukan kesungguhan yang mendalam, jangan berusaha dengan setengah-setengah, lakukan dengan sungguh-sungguh.

2. Bekerja keras

Berusaha semaksimal mungkin untuk meraih apa yang diinginkan. Jangan bermalas-malasan dan berusaha semau-maunya. Tapi, berusaha dan berjuanglah sekuat tenaga untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.

3. Pantang menyerah dan putus asa

Jika sudah melakukan suatu usaha, kemudian tidak mendapatkan apa yang diinginkan atau gagal, kurang memuaskan dan tidak sesuai dengan harapan, maka teruslah mencoba, mencoba dan mencoba. Jangan mudah menyerah, jangan berputus asa, karena kegagalan adalah sebuah proses pembelajaran.

Mengenai ikhtiar, Allah SWT telah berfirman dalam Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 11:

ar-rad-ayat-11

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan (nasib) suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan (nasib) yang ada pada diri mereka sendiri“.

Islam menganjurkan setiap manusia untuk selalu berikhtiar dan ikhtiar harus diiringi dengan doa, untuk hasilnya serahkan pada yang Maha Kuasa. Karena hasil dari setiap usaha manusia adalah hak prerogatif Allah. Kita hanya wajib berusaha, jika gagal teruslah berusaha dan untuk hasilnya pasrahkan kepada Allah.

Guru Al Islam: Marera Tegar Pratama, S.PdI

Kelas 3 Mata Pelajaran Al Islam


 

Sikap kerja keras

Pengertian

1. Sikap kerja keras dan tanggung jawab adalah perilaku sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan dan menyelesaikan tugas serta tanggung jawabnya dengan baik pada diri sendiri, masyarakat, lingkungan dan Tuhan yang Maha Esa.

2. Sikap tangguh adalah sikap kuat pendirian, tidak mudah dikalahkan, tabah dan tahan (kukuh). Tangguh dapat juga diartikan sebagai kemampuan individu dalam mengubah diri dari yang lemah menjadi pribadi yang kuat, percaya diri, dan totalitas dalam bertindak.

Kata Kunci kerja keras, sikap tangguh, dan tanggung jawab:

1. Menyelesaikan tugas tepat waktu

2. Tekun

3. memiliki rasa kepedulian terhadap diri dan orang lain

4. Tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah

5. Peduli pada diri dan orang lain

6. Memberikan manfaat pada lingkungan sekitar

7. Bertahan di tengah tekanan8. Merelakan hal yang tidak penting

9. Tidak meragukan kemampuan diri sendiri

10. Menentukan tujuan yang ingin dicapai

مَنْ جَدَّ وَ جَدَ

Barang siapa bersungguh – sungguh maka dapatlah ia


Guru Al Islam: Marera Tegar Pratama, S.PdI

Kelas 2 Mata Pelajaran Al Islam

 



Rangkaian Shalat

A.    Imam

Imam artinya pemimpin atau orang yang diikuti. Tidak semua orang bisa menjadi imam shalat. Seorang imam harus bertanggung jawab atas pelaksanaan shalat, mulai dari takbiratul ihram sampai salam, kalau shalatnya tidak sah karena kesalahan imam, maka imam bertanggung jawab terhadap tidak sahnya shalat semua ma’mum. Berikut ini adalah beberapa syarat menjadi imam shalat, antara lain:

1.      Imam shalat harus laki-laki. Perempuan dapat menjadi imam apabila ma’mumnya juga perempuan. Jika makmum terdiri dari laki-laki dan perempuan, maka imam shalat harus laki-laki.

2.      Sehat akalnya. Orang gila dan tidak waras tidak boleh menjadi imam.

3.      Berakhlak mulia, yaitu dapat dicontoh dalam perilaku keseharian.

4.      Imam hendaknya adalah orang yang fasih dalam bacaannya.

5.      Apabila sama-sama bacaan fasih, maka yang menjadi imam adalah yang lebih menguasai ilmu keagamaannya.

6.      Apabila sama-sama menguasai ilmu agama, maka yang menjadi imam adalah orang yang lebih tua.

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh imam shalat:

1.      Hendaknya imam harus memperhatikan kemampuan jamaah, agar bacaan quran tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek.

2.      Sebelum memulai shalat hendaknya imam mengatur shaf agar rapi dan lrus.

3.      Hendaknya imam mengeraskan bacaan takbiratul ikhram, takbir intiqal dan tasmi’ (sami’ Allahu liman hamidah) agar didengar oleh jamaah.

Imam juga seorang manusia biasa sehingga terkadang membuat kesalahan dalam memimpin shalat, baik kesalahan dalam membaca ayat atau gerakannya. Oleh karena itu makmum harus dapat menegur atau mengingatkan seorang imam yang salah, yaitu:

1.      Apabila imam melakukan kesalahan ketika membaca ayat, maka makmum mengingatkannya.

2.      Apabila imam salah dalam melakukan gerakan shalat maka makmum mengucapkan “subhanallah” bagi yang perempuan dengan “bertepuk tangan ringan sekali, dengan telapak tangan terbalik”.

 

B.     Makmum

Makmum adalah orang yang mengikuti imam dalam shalat berjamaah. Makmum harus mengikuti gerakan shalat yang dilakukan oleh imam. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menjadi makmum, adalah:

1.      Berniat untuk mengikuti imam.

2.      Imam dan makmum harus berada disatu tempat.

3.      Makmum tidak boleh mendahului gerakan imam.

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya imam dijadikan untuk diikuti, maka janganlah kalian menyelisihinya. Jika ia bertakbir, maka bertakbirlah kamu.” (HR Bukhari)

Guru Al Islam: Marera Tegar Pratama, S.PdI

Kelas 1 Mata Pelajaran Al Islam

 

Mari Berprilaku Terpuji



Gambar diatas menceritakan tentang ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Kita ingin menjadi anak shaleh, karena anak shaleh di sayang oleh ibu, ayah dan guru. Anak yang shaleh mempunyai banyak teman, baik di sekolah, di rumah ataupun di masyarakat. Anak shaleh memiliki sifat yang terpuji seperti cara makan dan minum yang benar dalam kehidupan sehari-hari.

Amatilah gambar di bawah ini !



Gambar tersebut menceritakan tentang

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….......................

Anak shaleh selalu patuh kepada ayah, ibu dan guru. Selain patuh terhadap ayah, ibu dan guru anak shaleh selalu memulai makan dan minum dengan berdoa. Berdoa merupakan wujud seorang hamba untuk senantiasa bersyukur kepada sang pemberi rezeki yaitu Allah SWT. Semoga kita senantiasa menjadi orang-orang yang senantiasa bersyukur. Amiin.

Guru Al Islam: Marera Tegar Pratama, S.PdI

Kamis, 21 Januari 2021

الّلغة العربيّة فصل السّادسة

 



الّلغة العربيّة فصل السّادسة

فى مدرسة الإبتدئيّة محمّديّة

مريرة تغارى

 

جملة مفيدة

مزيج من عدة كلمات تشكل جملة كاملة

ينقسم جملة مفيدة :

جملة اسميّة

جملة فعليّة

 

جملة اسميّة : الجمل التي تبدأ باسم

ينقسم جملة اسميّة :

مبتدء و خبر

مبتدء او اسم بنهاية الكلمة مثلا : عمر, عالى, محمد

خبر او بياناً من الخبر مثلا : اسم نكرة, فعل, شبه الجملة

 

المثال :

عُمَرُ مُدَرِّسُ – عمر اسم – مدرّس اسم نكرة

عُمَر يَدْرُسُ - عمر اسم – يدرس فعل

عُمَرُ فِى المَدْرَسَةِ - عمر اسم - فِى المَدْرَسَةِ شبه الجملة

 

Jumlah Mufidah yaitu gabungan dari beberapa kata yang mempunyai arti sempurna atau kalimat sempurna.

Jumlah Mufidah dibagi menjadi dua, yaitu:

-       Jumlah ismiyah atau kalimat nominal

-       Jumlah fi’liyah atau kalimat verbal

 

Jumlah Ismiyah

Adalah kalimat yang diawali dengan kata isim atau kata benda. Jumlah ismiyah terbagi menjadi dua, antara lain:

-       Mubtada’ yang terdiri dari isim atau nama-nama misalnya: umar, muhammad, ali

-       Khabar yang terdiri dari keterangan (penjelasan) misalnya ada istilah isim nakhirah, fi’il, syibhul jumlah.

Contoh:

Umar - Mudarrisu

Isim - isim nakhirah

 

UmarYadruusu

Isim – Fi’il

 

Umarfii Madrasati

Isim – Syibhul Jumlah



 

Tugas

1.      Silahkan membuat contoh kalimat dengan jumlah ismiyah minimal 10 !

Peran Guru dalam Pergeseran Khittah Pendidikan

  Pendidikan merupakan aset berharga bagi kemajuan suatu negara. Sebagaimana telah dikemukakan para ahli bahwa pendidikan merupakan tanggu...