Jumat, 30 Oktober 2020

Kelas 2 Latihan Soal Al Islam

 

Latihan Soal:

1.      Hafalkan surat Al falaq dan An Naas

2.      Bacalah pernyataan dibawah ini!

Dibawah ini adalah cara meminta perlindungan, beri tanda ( x ) pada pernyataan yang benar.

No

Pernyataan

Benar

Salah

Ragu – Ragu

1

shalat lima waktu

 

 

 

2

Memakai jimat

 

 

 

3

Selalu berdzikir dan berdoa

 

 

 

4

Bekerjasama dengan dukun

 

 

 

5

Membaca Al Quran di kuburan

 

 

 

6

Membaca yasiin dan waqiah setiap malam jumat kliwon

 

 

 

7

Membiasakan qiyamul lail

 

 

 

Jumat, 23 Oktober 2020

Kelas 6 Tahfidz Al Quran

 Tafsir surat Al Baqoroh

AL BAQARAH : 61

Terjemah :

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya. Musa berkata: Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta. Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan.

Ingatlah saat Allah menurunkan makanan yang manis kepada kalian, daging burung yang menggugah selera, lalu kalian mencela nikmat tersebut seperti kebiasaan kalian, akibat nya kalian di timpa kesulitan dan kejenuhan. Lalu klian berkata, Wahai Musa, kami tidak sabar mengkonsumsi satu makanan yang tidak pernah berubah setiap hari nya, berdoalah kepada Rabb mu agar mengeluarkan makanan-makanan dari perut bumi berupa sayuran, mentimun, bii-bijian yang di makan, kacang-kacangan dan bawang merah nya.

Maka Musa berkata mengingkari mereka, Apakah kalian menginginkan makanan-makanan ini padahal ia lebih rendah mutu nya dan kalian menolak rizqi yang nermanfaat yang Allah Subhanahu Wa Taala pilihkan untuk kalian? Datanglah dari lembah ini ke kota manapun, niscaya kalian akan menemukan apa yang kalian minta di pasar-pasar dan di kebun-kebun. Manakala mereka melakukan itu, mereka mengetahui bahwa mereka telah mendahulukan pilihan mereka di setiap tempat atas pilihan Allah, mereka mengedepankan syahwat mereka atas apa yang telah Allah Taala pilihkan bagi mereka, maka mereka pun di timpa sifat kehinaan dan kemiskinan jiwa.

Mereka pulang sambil memikul murka dari Allah, karena mereka berpaling dari agama Allah, dan karena mengingkari ayat-ayat Allah, membunuh Nabi-nabi dengan cara yang zhalim dan melampui batas. Hal ini karena kedurhakaan mereka dan sikap mereka yang melewati batas-batas Rabb mereka.

AL BAQARAH :

Terjemah :

Sesungguhnya orang-orang mumin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin [56], siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah [57], hari kemudian dan beramal saleh [58], mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

[56] Shabiin ialah orang-orang yang mengikuti syariat Nabi-nabi zaman dahulu atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa.

[57] Orang-orang mumin begitu pula orang Yahudi, Nasrani dan Shabiin yang beriman kepada Allah termasuk iman kepada Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam, percaya kepada hari akhirat dan mengerjakan amalan yang saleh, mereka mendapat pahala dari Allah.

[58] Ialah perbuatan yang baik yang diperintahkan oleh agama Islam, baik yang berhubungan dengan agama atau tidak.

Tafsir :

Sesungguh nya orang-orang mukmin dari kalangan ummat ini, yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mengamalkan syariat-Nya, dan orang-orang yang datang sebelum di utus nya Muhammad dari umat-umat terdahulu: orang-orang Yahudi, Nasrani dan Shabiin -yaitu kaum yang berpegang kepada fitrah mereka, tiada agama bagi mereka yang mereka anut-, bila mereka semua nya beriman kepada Allah dengan benar dan ikhlas, beriman kepada hari kebangkitan dan hari pembalasan, melakukan amalan yang di ridhoi oleh Allah, maka pahala mereka di berikan kepada mereka di sisi Rabb mereka. Tidak ada ketakutan atas mereka dalam menghadapi perkarA-perkara akhirat di masa mendatang, tidak ada kesedihan atas mereka atas perkara-perkara dunia yang luput dari mereka. Adapun setelah di utus nya Muhammad sebagai penutup para Nabi dan Rasul kepada seluruh manusia, maka Allah tidak menerima agama dari siapa pun selain agama yang di bawa oleh Muhammad, yaitu Islam .

Asbabun Nuzul :

Ibnu Abu Hatim dan al-Adani dalam Musnadnya meriwayatkan Ibnu Abi Najih dari Mujahid berkata : Salman, ia berkata : Aku bertanya kepada Nabi tentang ahli kitab yang dulu bersamaku, aku menyebutkan shalat dan ibadah mereka maka turunlah ayat 62 ini.

AL BAQARAH : 63

Terjemah :

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkatkan gunung (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada didalamnya, agar kamu bertakwa.

Tafsir :

Ingatlah wahai Bani Israil, manakala Kami mengambil perjanjian yang tegas atas kalian agar kalian berimankepada Allah dan mengesakan-Nya dalam beribadah, Kami angkat gunung Thur di atas kepala kalian dan Kami berfirman kepada kalian, ambillah kitab yang Kami berikan kepada kalian dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati, dan jagalah ia. Bila tidak maka Kami akan menimpakan gunung atas kalian. Jangan melupakan Taurat, baik ,embaca nya maun mengamalkan nya, agar kalian bertqwa kepada-Ku dan takut terhadap adzab-Ku .

AL BAQARAH : 64

Terjemah :

Kemudian kamu berpaling setelah (adanya perjanjian) itu, maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmatNya atasmu, niscaya kamu tergolong orang yang rugi.

Tafsir :

Kemudian kalian menyelisihi dan mendurhakai sekali lagi, padahal sebelum nya Allah telah mengambil perjanjian atas kalian, seperti kebiasaan kalian. Kalau bukan karena karunia dan rahmat Allah kepada kalian dengan menerima taubat kalian dan memaafkan kesalahan-kesalahan kalian, niscaya kalian menjadi orang+orang yang merugi di dunia dan di akhirat .

AL BAQARAH : 65

Terjemah :

Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu [59], lalu Kami berfirman kepada mereka: Jadilah kamu kera [60] yang hina.

________________________________________

[59] Hari Sabtu ialah hari yang khusus untuk beribadat bagi orang-orang yahudi.

[60] Sebagian ahli tafsir memandang bahwa ini sebagai suatu perumpamaan , artinya hati mereka menyerupai hati kera, karena sama-sama tidak menerima nasehat dan peringatan. Pendapat Jumhur mufassir ialah mereka betul-betul berubah menjadi kera, hanya tidak beranak, tidak makan dan minum, dan hidup tidak lebih dari tiga hari.

Tafsir :

Sungguh kalian wahai orang-orang Yahudi telah mengetahui hukuman Allah yang menimpa leluhur kalian dari penduduk sebuah desa yang mendurhakai perintah Allah, yaitu agar mereka mengagungkan hari Sabtu. Maka mereka membuat tipuan agar bisa menjaring ikan di hari Sabtu dengan meletakkan jaring dan membuat kolam-kolam, kemudian mereka menangkapnya di hari Ahad sebagai tipuan untuk melakukan yang diharamkan. Manakala mereke melakukan hal itu, Allah SWT merubah mereka menjadi kera yang terhina.

AL BAQARAH : 66

Terjemah :

Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

Tafsir :

Kami menjadikan desa tersebut sebagai pelajaran bagi desa-desa di sekitarnya yang mendengar berita mereka dan apa yang menimpa mereka, juga pelajaran bagi siapapun sesudah mereka yang akan melakukan dosa seperti yang mereka lakukan. Kami menjadikannya pelajaran sebagai peringatan bagi orang-orang shalih, agar mereka mengetahui bahwa mereka di atas kebenaran sehingga mereka tetap teguh di atasnya.

AL BAQARAH : 67

Terjemah :

Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina. Mereka berkata: Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan [62] ? Musa menjawab: Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil.

[62] Hikmah Allah menyuruh menyembelih sapi ialah supaya hilang rasa penghormatan mereka terhadap sapi yang pernah mereka sembah.

Tafsir :

Ingatlah wahai Bani Israil kejahatan leluhur kalian, seringnya mereka menentang dan membantah Musa, saat itu Musa berkata kepada mereka, Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian agar menyembelih seekor sapi betina. Lalu mereka menjawabnya dengan kesombongan, Apakah kamu menjadikan kami sebagai sasaran ejekan dan olok-olokan? Maka Musa menjelaskan, Aku berlindung kepada Allah bila aku termasuk orang-orang yang memperolok-olok.

AL BAQARAH : 68

Terjemah :

Mereka menjawab: Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami; sapi betina apakah itu. Musa menjawab: Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu.

Tafsir :

Mereka berkata, Berdoalah kepada Rabbmu untuk kami agar Dia menjelaskan sifat sapi tersebut. Maka Musa menjawab, Sesungguhnya Allah berfirman kepada kalian, Sifatnya adalah hendaknya ia tidak tua renta, tidak pula muda yang masih kecil, akan tetap tengah-tengah di antara itu. Bersegeralah melakukan perintah Rabb kalian.

AL BAQARAH : 69

Terjemah :

Mereka berkata: Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya. Musa menjawab: Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya.

Tafsir :

Maka mereka kembali membantah, Berdoalah kepada Rabbmu agar menjelaskan kepada kami apa warna sapi yang dimaksud. Maka Musa menjawab, Sesungguhnya dia berfirman bahwa ia adalah sapu berwarna kuning, sangat kuning yang membuat suka orang yang melihatnya.

AL BAQARAH : 70

Terjemah :

Mereka berkata: Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu).

Tafsir :

Bani Israil berkata kepada Musa, Berdoalah kepada Rabbmu agar menjelaskan kepada Rabbmu agar menjelaskan kepada kami sifat-sifat sapi selain yang sudah disebutkan diatas, karena sapi dengan ciri-ciri diatas berjumlah banyak sehingga kami bingung dalam memilihnya. Sesungguhnya kami insya Allah akan diberi petunjuk untuk menemukan sapi yang diperintahkan kepada kami agar kami menyembelihnya.

sumber : Tafsir Al Manar, Muhammad Abduh/ Rasyid Ridha. 


Kelas 6 Tema 4 Subtema 1 IPS

 

kerjasama negara anggota ASEAN dalam bidang social.

Globalisasi adalah proses masuknya keruang lingkup dunia. Penyebab adanya globalisasi antara lain perkembangan teknologi alat komunikasi dan alat transportasi hal ini memudahkan kerjasama antar negara.

Ciri-ciri globalisasi dapat dilihat, antara lain:

·         Adanya keterbukaan di segala bidang.

·         Meningkatnya perdagangan antar negara.

·         Terjadinya hubungan sosial budaya antar Negara.

·         Terjadinya pola hubungan antar manusia dan antar bangsa.

·         Antar negara saling membantu dalam menyelesaikan masalah faktor kerjasama negara-negara anggota ASEAN.

Faktor yang pertama yaitu sumber daya alam. yang kedua berada dalam wilayah yang sama yaitu Asia Tenggara faktor yang ketiga ilmu pengetahuan dan teknologi kerjasama negara-negara anggota ASEAN dalam bidang sosial kerjasama yang pertama yaitu penanggulangan bencana alam yang kedua meningkatkan kesejahteraan sosial dan pembangunan di negara-negara Asean yang ke-3 melindungi hak-hak dan keadilan sosial penduduk negara-negara ASEAN yang keempat meningkatkan kualitas sarana kesehatan negara-negara ASEAN kerjasama yang kelima yaitu meningkatkan perlindungan sosial kepada seluruh penduduk negara-negara ASEAN.

Kerjasama negara anggota ASEAN dalam bidang budaya kerjasama yang pertama yaitu meningkatkan jumlah tenaga ahli yang mampu menguasai ilmu pengetahuan yang kedua memberikan bantuan untuk meningkatkan kemampuan para ahli dalam mengembangkan sebuah penemuan yang kerjasama dalam meningkatkan kualitas sumber daya agar memiliki daya saing dunia menyelenggarakan SEA Games yang diikuti oleh ASEAN mengenalkan budaya khas masing-masing negara dalam rangka meningkatkan solidaritas masyarakat ASEAN kerjasama dalam bidang budaya berikutnya yaitu melakukan pertukaran pelajar antar negara ASEAN selanjutnya meningkatkan jumlah UKM dalam bidang kebudayaan dan kesenian.

Globalisasi merupakan sebuah dinamika peradaban, yang terjadi meliputi aspek pada pemikiran manusia, teknologi dan budaya. Pada era ini, manusia sebagai makhlik social akan berpindah peran dalam menjalankan kegiatan kemanusiannya. Salah satu contoh pada aspek teknologi. Dengan adanya handphone, kita cukup berkomunikasi walaupun tidak datang ke tempat yang kita tuju. Pada zaman dahulu, kegiatan orang dalam berkomunikasi, ialah melalui tulisan batu, surat menyurat dll. Dengan adanya teknologi di era globalisasi, kegiatan berkomunikasi manusia adalah lebih cepat dibandingkan dengan zaman dahulu.

 


 

Kelas 6 Tema 4 Subtema 1 PPKN

 


Sikap keberagaman terhadap ekonomi

        Setiap manusia memiliki kebutuhan yang berbeda. Manusia memiliki peran - peran penting dalam mewujudkan idealisnya pada suatu tempat, baik dalam masyarakat, keluarga ataupun sekolah. Setiap manusia memiliki kebutuhan yang berbeda. Kebutuhan yang berbeda inilah yang mempengaruhi keberagaman kegiatan manusia dalam aspeknya.

Contoh dalam keberagaman ekonomi pada manusia, antara lain:

·         saling menghargai dan menghormati kegiatan ekonomi.

·         membayar barang yang sesuai dengan harganya

·         ketika bermain dengan teman tanpa membedakan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh orang tuanya.

·         Tidak berprasangka buruk kepada orang yang latar belakang ekonominya berbeda.

·         Tidak mengejek teman yang kurang mampu.

·         Tidak mengistimewakan teman yang kaya menceritakan manfaat kegiatan ekonomi bagi masyarakat.

Setiap orang tua temanmu tentunya memiliki kegiatan ekonomi yang berbeda perbedaan tersebut bukanlah penghalang untuk kita tetap berteman dan bermain bersama Berikut ini adalah contoh menceritakan kondisi ekonomi keluarga kondisi ekonomi keluargaku.

Ayahku adalah seorang arsitek yang bekerja di perusahaan swasta ibuku adalah seorang guru sekolah dasar kondisi ekonomi keluargaku berkecukupan karena kedua orang tuaku Memiliki pekerjaan tetapi semua kebutuhan sehari-hari dan Sekolahku dapat tercukupi kondisi ekonomi keluarga yang berkecukupan tidak membuatku berpuas diri terus mengembangkan kemampuan diri agar siap menghadapi era globalisasi.

Aku ingin meraih pendidikan yang setinggi-tingginya Oleh karena itu aku rajin belajar Ayo lakukan kegiatan bercerita mengenai kegiatan ekonomi keluargamu menghargai keberagaman kegiatan ekonomi Setiap kegiatan ekonomi bermanfaat bagi kesejahteraan sekitar Sikap saling menghargai itu akan memberikan motivasi setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi dengan baik untuk menghadapi perbedaan kemampuan ekonomi kita harus terus berusaha dan mengenali potensi diri kita kembangkan bakat yang dimiliki untuk menutupi kekurangan diri masyarakat yang saling menghargai dan membantu akan menjadi modal untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara sikap menghargai usaha ekonomi orang lain di sekitarmu. 

 

 


Kelas 6 Materi Al Islam

 

Dakwah Kullafaur Rasyidin

Perkembangan agama islam berjalan sangat pesat diawali dari zamanRasulullah hingga sekarang ini, setelah rasul wafat islam tidak hanya berhentidisitu saja akan tetapi islam harus tetap berjalan kepemimpinan umat juga harusada yang melanjutkan. Nabi sebagai seorang Rasul utusan Allah swt memangtidak bisa digantikan, akan tetapi kedudukan Nabi sebagai kepala pemerintahantentu saja dapat digantikan.Penerusan pemerintahan dan dakwah islam kemudian berlanjut denganditeruskan oleh para sahabat Rasul, yang kemudian dikenal dengan istilah masakekhalifahan.Kata khalifah sebagaimana disebutkan dalam al-Qamus artinya adalah umat yang melanjutkan generasi umat terdahulu. Sedang al-khalif artinya “orang yang duduk setelahmu”.Pada masa pemerintahan empat khalifah tersebut sangat banyak pelajaran yang dapat di contoh. Pada setiap masa kepemimpinan empat khalifah tersebut,terdapat perbedaan dalam hal kepemimpinannya. Baik ditilik pada sistem pemerintahannya, masalah yang dihadapinya, sikap atau kepribadiannya dan budaya yang dihasilkan dari masing-masing khalifah tersebut.Masa khalifah ini masih mengikuti ajaran-ajaran Nabi, baik dalam pengangkatan pemimpin dengan cara musyawarah dan kepemimpinan yang relative demokratis.Tentu sebagai umat islam hendaknya kita mengetahui serta memahami sejarah perkembangan agama islam, sehingga dengan begitu setidaknya kita dapatmengambil pelajaran pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada sejarah perkembangan islam, agar menjadikan kita lebih bijaksana lagi dalam hal bersikap.

Abu Bakar As-Shidiq

 Nama asli Abu Bakar Ash-Shidiq ialah Abdullah ibn Abi Quhaafah ‘Utsman ibn Umar, yang sanad keturunannya masih bersambung dengan Nabi SAW yaitu pada Ka’ab. Beliau dilahirkan 5 tahun setelah kelahiran Nabi SAW. Pengangkatan Abu Bakar menjadi khalifah dilakukan ataskesepakatan orang Muhajirin dan Anshor lantaran terjadinya kevakumandalam kepemimpinan umat Islam pasca wafatnya Nabi SAW. Orang yang pertama kali membaiat Abu Bakar menjadi khalifah ialah Umar ibnKhatthab kemudian diikuti oleh seluruh orang Muhajirin dan Anshor.

Umar ibn Khatthab

Dilahirkan 13 tahun setelah tahun kelahiran Nabi SAW. Nama asliKhalifah Umar ibn Khatab ibn Nufail ibn Abdil Uzza ibn Rabbah. Beliau juga dijuluki Abu Hafshin yang didapatkan dari Nabi SAW karena Nabimelihat sifat tegas yang dimilikinya. Abu Hafshin adalah julukan bagisinga. Beliau adalah orang pertama yang dijuluki sebagai AmirulMukminin secara luas oleh umat. Kekhalifahan Umar ibn Al Khaththab berlangsung selama 10 tahun, 6 bulan lebih 3 hari. Semenjak tanggal 23Jumadil Akhir 13 hijriyah hingga 26 Dzulhijjah tahun 23 Hijriyah.

 Utsman ibn ‘Affan

‘Utsman ibn ‘Affan adalah seorang saudagar atau pedagang, ia termasuk saudagar yang sukses dan berhasil, beliau terkenal lembut, sabar,tekun dan pemurah. Dengan ketekunan yang dimilikinya serta kemurahanhatinya dalam berdagang, pada usia yang masih muda, ia sudah berdagangdinegeri Syam dan Hirah pada waktu itu negeri Syam masih dijajahkerajaan Romawi, sedangkan Hijrah merupakan jajahan Persia. Dengan pngalaman berdagang, ia memiliki kayaan yang banyak dan sahabat yang banyak. Beliau berasal dari suku Umayyah ibn Abdu Syams ibn Abdu Manaf, dengan nama asli ‘Utsman ibn ‘Affan ibn Abi al-Ash. Sebelum beliau masuk Islam beliau tidak banyak mengetahui tentang Nabi Muhammad SAW, beliau hanya mengetahui tentang beberapa kepribadian Nabi dari perang lain, ia mengetahui bahwa Nabi Muhammad memiliki kejujuran, ia juga mengetahui sedikit tentang kepemimipinan Nabi Muhammad SAW, keinginan beliau bertemu dengan Nabi Muhammad kemudian disampaikan kepada sahabatnya, yaitu Abu Bakar, rumah AbuBakar tidak terlalu jauh dari rumah beliau. Beliau masuk Islam sebelum Nabi SAW masuk ke Darul Arqam. Beliau adalah seorang yang kaya. Beliau menjabat sebagai khalifah sesudah ‘Umar ibn Al Khaththab r.a berdasarkan kesepakatan ahlu syura. Beliau dilahirkan 5 tahun setelahtahun kelahiran Nabi SAW. Beliau terus menjabat khalifah hingga terbunuh sebagai syahid pada bulan Dzulhijah tahun 35 hijriyah dalam usia 90 tahun menurut salah satu pendapat ulama Kekhalifahan beliau berlangsung selama 12 tahun kurang tahun 35 hijriyah hingga 19 Ramadhan tahun 40 hijriyah.

 Ali ibn Abi Thalib

Lahir 32 tahun setelah tahun kelahiran Nabi SAW, beliau merupakan putra dari paman Nabi SAW yang mempunyai nama asli Aliibn Abi Thalib ibn Abdul Mutholib ibn Hasyim. Ali ibn Abi Thalib adalahorang pertama yang masuk Islam dari kalangan anak-anak. Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerahkan kepadanya bendera jihad pada saat perang Khaibar yang dengan perantara perjuangannyalah Allah memenangkan umat Islam dalam pertempuran. Beliau dibai’at sebagai khalifah setelah khalifah ‘Utsman terbunuh. Beliau menjadi khalifah secara syar’i hingga wafat dalam keadaan mati syahid pada bulan Ramadhan tahun 40 hijriyah dalam usia 63 tahun. Kehalifahan Ali berlangsung selama 4 tahun 9 bulan, sejak 19 Dzulhijah 12 hari.

Kelas 5 Materi Al Islam

 

Membaca dan memahami surat At Thariq dan Al ‘Ala

Surat Al A’la adalah surat yang ke 87, terdiri dari 19 ayat. Surat ini diturunkan di kota Mekkah sehingga termasuk dalam golongan surah Makkiyah. Rasulullah SAW terbiasa membaca surat ini pada saat shalat Hari Raya Idul Adha dan shalat Jumat.

Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Al Jumu’ah, dan diriwayatkan pula oleh Ashhaabus Sunan, dari Nu’man bin Basyir bahwa rasulullah S.A.W pada shalat hari Raya Idul Fitri Idul Adha, dan salat Jumat membaca surah Al A´laa pada rakaat pertama, dan surat Al Ghasyiyah pada rakaat kedua.

Isi kandungan surat Ath Thaariq yaitu tiap-tiap jiwa selalu dipelihara dan di awasi oleh Allah SWT. Merenungkan asal kejadian diri sendiri yaitu dari air mani akan menghilangkan sifat sombong dan takabur. Allah SWT kuasa menghidupkan manusia kembali pada hari kiamat, pada waktu itu tidak ada kekuatan yang dapat menolong selain Allah SWT; Al AQur’an adalah pemisah antara yang hak dan yang batil.

Surat Ath Thaariq terdiri atas 17 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Balad. Dinamai Ath Thaariq (yang datang di malam hari) diambil dari perkataan Ath Thaariq yang terdapat pada ayat 1 surat ini.

Pokok-pokok isinya:

Tiap-tiap jiwa selalu dipelihara dan diawasi Allah; merenungkan asal kejadian diri sendiri yaitu dari air mani akan menghilangkan sifat sombong dan takabur; Allah kuasa menghidupkan manusia kembali pada hari kiamat, pada hari itu tidak ada kekuatan yang dapat menolong selain Allah; Al Quran adalah pemisah antara yang hak dan yang batil.

Surat Ath Thaariq menerangkan bahwa tiap-tiap diri tidak luput dari pengawasan Allah. Sebagaimana Allah menciptakan manusia, maka Allah dapat pula menghidupkan kembali bila ia telah mati; keterangan tentang Al Quran; bujukan kepada Nabi Muhammad s.a.w. terhadap tipu daya orang- orang kafir.

Kelas 4 Materi Al Islam

Membaca secara ilmu tajwid dan mempelajari kandungan surat Al ‘alaq dan Ad Duha

Surat Al-Alaq terdiri atas 19 ayat, diturunkan di Mekah (Makkiyah).Dalam surat Al-Alaq ini dibicarakan tentang penciptaan manusia dari Al-Alaq(segumpal darah) hingga nasibnya di akhirat nanti. Sehingga surat Al-‘Alaq initidak ubahnya seperti Al-syarh wa Al-bayan (penjelasan dan keterangan). Ayat pertama sampai kelima adalah ayat yang diturunkan pertama kali oleh Allahkepada Nabi Muhammad saw, yaitu pada waktu ia berkhulwat di gua Hira’.Asbabun nuzulnya adalah adanya problema aktual yang dihadapi ummat yang menjadi sebab umat tersebut jatuh kedalam lubang jahiliyah, yaitu :

·         Karena mereka menyekutukan Tuhan (syirik).

·         Karena mereka tidak mengetahui tentag siapa dirinya dan apa tugas yangharus dilakukan.

·         Karena mereka membiarkan dirinya berada dalam kebodohan.

Surah Ad-Duha adalah surah ke-93 dalam al-Qur’an dan terdiri atas 11 ayat. Surah ini termasuk golongan surah Makkiyah dan diturunkan sesudah surah Al-Fajr. Nama Adh Dhuhaa diambil dari kata yang terdapat pada ayat pertama, yang artinya “waktu matahari sepenggalahan naik”.

Surat Adh Dhuhaa menerangkan tentang pemeliharaan Allah SWT terhadap Nabi Muhammad SAW dengan cara yang tak putus-putusnya, larangan berbuat buruk terhadap anak yatim dan orang yang meminta-minta dan mengandung pula perintah kepada Nabi supaya mensyukuri segala nikmat.Adapun Tafsir makna dan kandungan Surah Ad-Dhuha adalah sebagai berikut :

Ibnu Katsir berkata, “Dianjurkan bertakbir dari akhir surah Adh Dhuha sampai akhir surah An Naas. Para ahli qiraa’at menyebutkan, bahwa hal itu termasuk sunnah yang ada riwayatnya, dan mereka menyebutkan alasan mengucapkan takbir dari awal surah Adh Dhuha, yaitu bahwa ketika wahyu terlambat turun kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan terputus selama waktu tersebut, kemudian malaikat datang dan menyampaikan wahyu kepada Beliau, “Wadh Dhuhaa-Wallaili bidzaa sajaa.” Yakni surah Adh Dhuha sampai akhirnya, maka Beliau bertakbir karena gembira dan senang.” Ibnu Katsir berkata pula, “Riwayat tersebut tidak diriwayatkan dengan isnad yang dapat dihukumi shahih maupun dha’if, wallahu a’lam.”Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Jundub bin Sufyan ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah sakit sehingga tidak bangun selama dua atau tiga malam, lalu ada seorang wanita yang datang berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya aku berharap setanmu telah meninggalkanmu, karena aku tidak melihat dia mendekatimu sejak dua atau tiga malam.” Maka Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wadh dhuhaa—Wallaili idzaa sajaa—Maa wadda’aka Rabbuka wamaa qalaa.” (Hadits ini diriwayatkan pula oleh Muslim, Tirmidzi, dan ia berkata, “Hadits ini hasan shahih,” Ahmad, Thayalisi, Ibnu Jarir, Al Humaidiy, dan Al Khathiib dalam Muwadhdhih Awhaamil Jam’i wat Tafriiq juz 2 hal. 22).Allah Subhaanahu wa Ta’aala bersumpah dengan waktu dhuha dan waktu malam ketika telah sunyi untuk menerangkan perhatian Dia kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam.Maksudnya, ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam terhenti untuk sementara waktu, orang-orang musyrik berkata, "Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadanya.” Maka turunlah ayat di atas untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu, yaitu, “Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,” yakni Allah Subhaanahu wa Ta’aala tidaklah meninggalkan Beliau dan membiarkannya sejak Dia mengurus dan mendidik Beliau, bahkan Dia senantiasa mengurus dan mendidik Beliau dengan pendidikan yang sebaik-baiknya serta meninggikan Beliau sederajat demi sederajat.Yakni Dia tidak membencimu sejak Dia mencintaimu. Inilah keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang dahulu dan yang sekarang; yakni keadaan yang paling sempurna; kecintaan Allah untuk Beliau dan tetap terus seperti itu serta diangkatnya Beliau kepada kesempurnaan, dan tetap terusnya mendapatkan perhatian dari Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Adapun keadaan Beliau pada masa mendatang, maka sebagaimana firman-Nya, “Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan.”Maksudnya, bahwa akhir perjuangan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam itu akan menjumpai kemenangan-kemenangan meskipun permulaannya penuh dengan kesulitan-kesulitan. Allah Subhaanahu wa Ta’aala menguatkan agama Beliau, memenangkan Beliau terhadap musuh-musuhnya serta memperbaiki kondisi Beliau sehingga Beliau mencapai keadaan yang tidak dapat dicapai oleh orang-orang terdahulu maupun yang datang kemudian, baik dalam hal keutamaan, kebanggaan maupun kegembiraan. Sedangkan di akhirat, maka tidak perlu ditanya tentang keadaan Beliau; keadaan Beliau penuh dengan berbagai kemuliaan dan kenikmatan. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, “Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.” Pemberian-Nya yang besar tidak mungkin diungkapkan selain dengan kata-kata itu.


Kelas 3 Materi Al Islam

Mengetahui Asmaul Husna yang ke 41 – 50

“Dialah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, Dia mempunyai asmaa’ul husna (nama-nama yang baik).” (Q.S. Thaa-Haa : 8 )

“Allah memiliki Asmaa’ ulHusna, maka memohonlah kepadaNya dengan menyebut nama-nama yang baik itu…” – (QS. Al A’raaf : 180)

41.Al Hasiibu – Artinya : Dzat yang Maha mencukupi segala kebutuhan makhlukNya dan Maha membuat perhitungan.

42.Al Jaliilu – Artinya : Dzat yang Maha mempunyai kebesaran, kekuasaan, kesempurnaan dan kemuliaan. Kesempurnaan Allah SWT meliputi segala-galanya. Dzat yang tidak mempunyai cacat atau kekurangan sebagaimana sifat makhluk

43.Al Kariimu – Artinya : Dzat yang Maha mulia dan murah hati (Pemurah).

44. Ar Raqiibu – Artinya : Dzat yang Maha mengawasi. Tidak ada satupun sesuatu yang luput dari pengawasan Allah SWT .

45. Al Mujiibu – Artinya : Dzat yang Maha mengabulkan keinginan dan doa hambaNya. Dzat yang menjawab orang yang memanggil namaNya.

46. Al Waasi’u – Artinya : Dzat yang Maha luas kekuasaanya. Keluasan kekuasaan Allah SWT tidak terbatas, Maha luas pengetahuaanya dan luas dalam segala-galanya.

47. Al Hakiimu – Artinya : Dzat yang Maha bijaksana, Hakimnya para hakim. Dzat yang Maha besar semua perbuatanNya.

48. Al Waduud – Artinya : Dzat yang Maha mencintai hambaNya yang beriman dan hambaNya yang beriman mencintaiNya. Kasih sayang Allah SWT kepada hambaNya adalah kehendakNya untuk mengasihi dan memuji hambaNya.

49. Al Majiid – Artinya : Dzat yang Maha mulia, Maha belas kasihan, Maha pemurah, Maha baik. Kemuliaan Allah SWT tidak dapat dibandingkan dengan hamba-hambaNya.

50. Al Baa’itsu – Artinya : Dzat yang Maha membangkitkan hambaNya setelah kematian untuk diberikan balasan kebaikan atau hukuman (di akhirat kelak).

Mengetahui Puasa Ramadhan

Pengertian puasa Ramadhan menurut syariat Islam adalah suatu amalan ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari segala sesuatu seperti makan, minum, perbuatan buruk maupun dari yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari yang disertai dengan niat karena Allah SWT, dengan syarat dan rukun tertentu. Puasa dalam Islam juga sering disebut shaum yang merupakan salah satu ibadah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Pengertian puasa Ramadhan selain menjaga hawa nafsu, juga wajib dilakukan oleh umat Islam. Hal ini sudah dijelaskan dalam firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 183 yaitu:Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.Jadi firman Allah SWT di atas menjelaskan bahwa melaksanakan puasa Ramadhan adalah wajib hukumnya, di mana hal tersebut adalah bentuk pertanggungjawaban manusia kepada penciptanya secara langsung serta kegiatan yang menyangkut hablum minallah.Selain pengertian puasa Ramadhan di atas, ada beberapa hal penting lainnya menyangkut puasa Ramadhan seperti rukun puasa Ramadhan, syarat puasa Ramadhan, dan lain sebagainya.


Kelas 2 Materi Al Islam

 Mengetahui Asmaul Husna ke 31 – 40

31. Al-Khabir, artinya yang maha mengetahui segala rahasia.

32. Al-Halim, artinya yang maha penyantun.

33. Al-‘Azhim, artinya yang maha agung dari segalanya.

34. Al-Ghafur, artinya yang maha pengampun

35. Asy-Syakur, artinya yang maha menerima syukur.

36. Al-‘Aliyy, artinya yang maha tinggi.

37. Al-Kabir, artinya yang maha besar.

38. Al-Hafizh, artinya yang maha penjaga.

39. Al-Muqit, artinya yang maha memelihara

40. Al-Hasib, artinya yang maha pembuat perhitungan.

Surat Al Kafirun (الكافرون) merupakan surat ke-109 dalam Al Quran. Ia merupakan surat Makkiyah. Apa saja isi kandungan surat Al Kafirun, berikut ini penjelasannya.

Artinya: Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”.

Surat ini dinamakan Surat Al Kafirun (orang-orang kafir) karena memerintahkan Rasulullah untuk berbicara kepada orang-orang kafir bahwa beliau takkan menerima tawaran mereka untuk menyembah berhala yang mereka sembah. Surat ini juga dinamakan juga Surat Al ‘Ibadah. Karena ia memproklamirkan ibadah hanya kepada Allah dan takkan beribadah kepada berhala yang disembah orang kafir. Dinamakan pula Surat Ad Din sebagaimana ayat terakhir. Nama lainnya adalah surat Al Munabadzah dan Muqasyqasyah. Dinamakan Muqasyqasyah atau Muqasyqisyah (penyembuh) karena kandungannya menyembuhkan dan menghilangkan penyakit kemusyrikan.

Berikut ini isi kandungan surat Al Kafirun yang kami sarikan dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb dan Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka.

1. Surat Al Kafirun menunjukkan perbedaan sesembahan dan ibadah kaum muslimin dan orang-orang selain mereka. Seluruh kekufuran adalah satu agama dan bertentangan dengan Islam.

2. Surat Al Kafirun berisi penolakan tegas atas ajakan kafir Quraisy untuk menyembah berhala walau sesaat, dengan tujuan apapun.

3. Surat Al Kafirun menegaskan tidak ada kompromi dalam perkara aqidah. Tidak dibenarkan kerjasama yang mencampurbaurkan dua aqidah yang berbeda.

4. Surat ini juga menegaskan bahwa Rasulullah tidak akan menyembah berhala mereka sampai kapan pun.

5. Surat ini merupakan salah satu mukjizat dan bukti kebenaran Al Quran karena mereka yang mendatangi Rasulullah untuk mengajak menyembah berhala, sampai akhir hayatnya tidak pernah masuk Islam. Bahkan sebagiannya mati terbunuh dalam kondisi kafir.

6. Surat Al Kafirun berisi ajaran toleransi untuk tidak memaksa orang lain dalam aqidah dan beribadah. Bagi seseorang adalah agama sebagaimana pilihannya dan semua akan mendapatkan balasan sesuai pilihan tersebut.

Akhlak kepada orang tua dan guru

”Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya” (QS.al-Isra’[17]: 23)

Ada beberapa hal yang ditegaskan pada ayat diatas, yaitu :

1) Agar manusia tidak menyembah atau beribadah kepada Tuhan selain Allah Swt. Termasuk larangan mempercayai ada kekuatan lain yang mempengaruhi dan menguasai jiwa dan raga selain yang datang dari Allah.

2) Agar manusia berbuat baik kepada ibu dan bapak. Perintah berbuat baik kepada orang tua disampaikan oleh Allah bersamaan atau sesudah perintah beribadah hanya kepada Allah. Hal ini tentu mengandung maksud agar manusia mengerti dan menyadari bahwa betapa pentingnya berbuat baik terhadap orang tua.

3) Nikmat yang diterima manusia paling banyak datangnya dari Allah Swt, kemudian nikmat yang diterima dari orang tua. Oleh karena itu, kewajiban anak adalah berterima kasih kepada orang tua. Bentuk terima kasih tersebut adalah dengan cara berbuat baik kepada keduanya

 

b. Adab terhadap Orang Tua

Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban bagi setiap anak, betapa mulianya perintah berbakti ini sehingga Allah mensejajarkan dengan perintah bersyukur kepada Allah :

 “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu,”(QS.Luqman[31]: 14) Ada beberapa sebab mengapa Allah Swt. memerintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya, yaitu:

1) Orang tua telah berkorban demi anaknya, tanpa memperdulikan apa balasan yang akan diterimanya. Seorang ibu dengan sepenuh daya upaya telah memberikan kasih sayang tanpa menginginkan balas budi dari anaknya.

2) Kasih sayang orang tua tiada taranya, karena beliau tidak mengenal lelah dan bersusah payah memperhatikan anak-anaknya supaya menjadi anak yang bahagia.

3) Anak adalah belahan jiwa ibu bapak, terutama ibu. Biasanya tidak akan makan sebelum anaknya makan, ibu tidak akan tidur sebelum anak-anaknya tidur, dan jika anak sakit maka ibu yang paling susah sehingga tidak bisa tidur dan tidak enak makan.

Lalu bagaimana cara kita berbakti kepada kedua orang tua? Berikut dipaparkan prinsipprinsip dasar berbakti kepada kedua orang tua.

1) Tunduk dan Patuh. Apabila keduanya berada dalam kekafiran (belum beragama Islam) dan keduanya memerintahkan untuk keluar dari agama Islam, atau memerintahkan sesuatu perbuatan syirik, kita wajib tidak mengikuti keduanya. Tetapi penolakan itu harus dengan cara halus, agar tidak menyakiti keduanya

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman [13]: 14-15)

2) Dilarang berkata kasar. Membentak, misalnya berkata “hus/ah” dan kata-kata sejenisnya termasuk ungkapan yang tidak

3) Berbuat baik. Apabila orang tua atau salah satunya mencapai usia lanjut kita harus berbuat baik kepadanya, sebagaimana orang tua merawat kita pada saat kita masih kecil

4) Berusaha menyenangkan orang tua dan menghindari hal-hal yang menyusahkan hati kedua orang tua selama tidak bertentangan dengan kewajiban kepada Allah dan rasul- Nya.

5) Kita dilarang durhaka kepada kedua orang ibu bapak, karena termasuk dosa besar.

6) Bersikap santun, berjalanlah di belakang orang tua, kecuali dalam hal tertentu,

dengarkanlah pembicaraannya dan jangan menyela pembicaraannya.

7) Senantiasa mendoakan, baik kepada orang tua yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dengan doa

8) Jika orang tua kita sudah wafat, maka kewajiban kita adalah sebagai berikut.

·         Meneruskan perjuangannya

·         Senantiasa menjalin hubungan baik dengan orang-orang yang pernah menjadi teman karib orang tua kita

·         Memandikan, mengkafani, menshalati dan menguburnya

·         Memohonkan ampun untuk mereka dan senantiasa mendoakannya

·         Melaksanakan wasiatnya (yang baik) jika berwaris

·         Melunasi tanggungan/ hutang-hutangnya jika punya hutang.

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan kewajiban bagi setiap orang. Barang siapa ikhlas berbakti kepada kedua orang tua, maka Allah menjanjikan pahala yang luar biasa seperti berikut:

1) Dibukakan dua pintu surga. Tidak ada seorang mukmin yang mempunyai dua orangtua, dimana pada waktu pagi ia berbuat baik kepadanya, melainkan Allah membukakan dua pintu surga kepadanya.

2) Lebih utama dari pada berjihad di jalan Allah.

3) Rida Allah ada di dalam ridho orang tua. Murka Alah ada di dalam murka orang tua. Barang siapa yang bersyukur kepada Allah tetapi ia tidak bersyukur pada orang tua, maka syukurnya tidak diterima.

4) Dimudahkan rejekinya. Dan barang siapa meninggalkan doa kepada orang tua, makadisempitkan rejekinya

5) Dimudahkan segala urusannya baik urusan dunia maupun akhirat.





Peran Guru dalam Pergeseran Khittah Pendidikan

  Pendidikan merupakan aset berharga bagi kemajuan suatu negara. Sebagaimana telah dikemukakan para ahli bahwa pendidikan merupakan tanggu...