Dan
(ingatlah), ketika kamu berkata: Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan
satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar
Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu
sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang
merahnya. Musa berkata: Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti
yang lebih baik ? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang
kamu minta. Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka
mendapat kemurkaan.
Ingatlah
saat Allah menurunkan makanan yang manis kepada kalian, daging burung yang
menggugah selera, lalu kalian mencela nikmat tersebut seperti kebiasaan kalian,
akibat nya kalian di timpa kesulitan dan kejenuhan. Lalu klian berkata, Wahai
Musa, kami tidak sabar mengkonsumsi satu makanan yang tidak pernah berubah
setiap hari nya, berdoalah kepada Rabb mu agar mengeluarkan makanan-makanan
dari perut bumi berupa sayuran, mentimun, bii-bijian yang di makan,
kacang-kacangan dan bawang merah nya.
Maka
Musa berkata mengingkari mereka, Apakah kalian menginginkan makanan-makanan ini
padahal ia lebih rendah mutu nya dan kalian menolak rizqi yang nermanfaat yang
Allah Subhanahu Wa Taala pilihkan untuk kalian? Datanglah dari lembah ini ke
kota manapun, niscaya kalian akan menemukan apa yang kalian minta di
pasar-pasar dan di kebun-kebun. Manakala mereka melakukan itu, mereka
mengetahui bahwa mereka telah mendahulukan pilihan mereka di setiap tempat atas
pilihan Allah, mereka mengedepankan syahwat mereka atas apa yang telah Allah
Taala pilihkan bagi mereka, maka mereka pun di timpa sifat kehinaan dan
kemiskinan jiwa.
Mereka
pulang sambil memikul murka dari Allah, karena mereka berpaling dari agama
Allah, dan karena mengingkari ayat-ayat Allah, membunuh Nabi-nabi dengan cara
yang zhalim dan melampui batas. Hal ini karena kedurhakaan mereka dan sikap
mereka yang melewati batas-batas Rabb mereka.
AL
BAQARAH :
Terjemah
:
Sesungguhnya
orang-orang mumin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang
Shabiin [56], siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah
[57], hari kemudian dan beramal saleh [58], mereka akan menerima pahala dari
Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.
[56]
Shabiin ialah orang-orang yang mengikuti syariat Nabi-nabi zaman dahulu atau
orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa.
[57]
Orang-orang mumin begitu pula orang Yahudi, Nasrani dan Shabiin yang beriman
kepada Allah termasuk iman kepada Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam, percaya
kepada hari akhirat dan mengerjakan amalan yang saleh, mereka mendapat pahala
dari Allah.
[58]
Ialah perbuatan yang baik yang diperintahkan oleh agama Islam, baik yang
berhubungan dengan agama atau tidak.
Tafsir
:
Sesungguh
nya orang-orang mukmin dari kalangan ummat ini, yaitu orang-orang yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya, mengamalkan syariat-Nya, dan orang-orang yang
datang sebelum di utus nya Muhammad dari umat-umat terdahulu: orang-orang
Yahudi, Nasrani dan Shabiin -yaitu kaum yang berpegang kepada fitrah mereka,
tiada agama bagi mereka yang mereka anut-, bila mereka semua nya beriman kepada
Allah dengan benar dan ikhlas, beriman kepada hari kebangkitan dan hari
pembalasan, melakukan amalan yang di ridhoi oleh Allah, maka pahala mereka di
berikan kepada mereka di sisi Rabb mereka. Tidak ada ketakutan atas mereka
dalam menghadapi perkarA-perkara akhirat di masa mendatang, tidak ada kesedihan
atas mereka atas perkara-perkara dunia yang luput dari mereka. Adapun setelah
di utus nya Muhammad sebagai penutup para Nabi dan Rasul kepada seluruh
manusia, maka Allah tidak menerima agama dari siapa pun selain agama yang di
bawa oleh Muhammad, yaitu Islam .
Asbabun
Nuzul :
Ibnu
Abu Hatim dan al-Adani dalam Musnadnya meriwayatkan Ibnu Abi Najih dari Mujahid
berkata : Salman, ia berkata : Aku bertanya kepada Nabi tentang ahli kitab yang
dulu bersamaku, aku menyebutkan shalat dan ibadah mereka maka turunlah ayat 62
ini.
AL
BAQARAH : 63
Terjemah
:
Dan
(ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkatkan gunung
(Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): Peganglah teguh-teguh apa yang
Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada didalamnya, agar kamu
bertakwa.
Tafsir
:
Ingatlah
wahai Bani Israil, manakala Kami mengambil perjanjian yang tegas atas kalian
agar kalian berimankepada Allah dan mengesakan-Nya dalam beribadah, Kami angkat
gunung Thur di atas kepala kalian dan Kami berfirman kepada kalian, ambillah
kitab yang Kami berikan kepada kalian dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati,
dan jagalah ia. Bila tidak maka Kami akan menimpakan gunung atas kalian. Jangan
melupakan Taurat, baik ,embaca nya maun mengamalkan nya, agar kalian bertqwa
kepada-Ku dan takut terhadap adzab-Ku .
AL
BAQARAH : 64
Terjemah
:
Kemudian
kamu berpaling setelah (adanya perjanjian) itu, maka kalau tidak ada karunia
Allah dan rahmatNya atasmu, niscaya kamu tergolong orang yang rugi.
Tafsir
:
Kemudian
kalian menyelisihi dan mendurhakai sekali lagi, padahal sebelum nya Allah telah
mengambil perjanjian atas kalian, seperti kebiasaan kalian. Kalau bukan karena
karunia dan rahmat Allah kepada kalian dengan menerima taubat kalian dan
memaafkan kesalahan-kesalahan kalian, niscaya kalian menjadi orang+orang yang
merugi di dunia dan di akhirat .
AL
BAQARAH : 65
Terjemah
:
Dan
sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari
Sabtu [59], lalu Kami berfirman kepada mereka: Jadilah kamu kera [60] yang
hina.
________________________________________
[59]
Hari Sabtu ialah hari yang khusus untuk beribadat bagi orang-orang yahudi.
[60]
Sebagian ahli tafsir memandang bahwa ini sebagai suatu perumpamaan , artinya
hati mereka menyerupai hati kera, karena sama-sama tidak menerima nasehat dan
peringatan. Pendapat Jumhur mufassir ialah mereka betul-betul berubah menjadi
kera, hanya tidak beranak, tidak makan dan minum, dan hidup tidak lebih dari
tiga hari.
Tafsir
:
Sungguh kalian wahai orang-orang Yahudi
telah mengetahui hukuman Allah yang menimpa leluhur kalian dari penduduk sebuah
desa yang mendurhakai perintah Allah, yaitu agar mereka mengagungkan hari
Sabtu. Maka mereka membuat tipuan agar bisa menjaring ikan di hari Sabtu dengan
meletakkan jaring dan membuat kolam-kolam, kemudian mereka menangkapnya di hari
Ahad sebagai tipuan untuk melakukan yang diharamkan. Manakala mereke melakukan
hal itu, Allah SWT merubah mereka menjadi kera yang terhina.
AL
BAQARAH : 66
Terjemah
:
Maka
Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi
mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang
bertakwa.
Tafsir
:
Kami
menjadikan desa tersebut sebagai pelajaran bagi desa-desa di sekitarnya yang
mendengar berita mereka dan apa yang menimpa mereka, juga pelajaran bagi
siapapun sesudah mereka yang akan melakukan dosa seperti yang mereka lakukan.
Kami menjadikannya pelajaran sebagai peringatan bagi orang-orang shalih, agar
mereka mengetahui bahwa mereka di atas kebenaran sehingga mereka tetap teguh di
atasnya.
AL
BAQARAH : 67
Terjemah
:
Dan
(ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: Sesungguhnya Allah menyuruh
kamu menyembelih seekor sapi betina. Mereka berkata: Apakah kamu hendak
menjadikan kami buah ejekan [62] ? Musa menjawab: Aku berlindung kepada Allah
agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil.
[62]
Hikmah Allah menyuruh menyembelih sapi ialah supaya hilang rasa penghormatan
mereka terhadap sapi yang pernah mereka sembah.
Tafsir
:
Ingatlah
wahai Bani Israil kejahatan leluhur kalian, seringnya mereka menentang dan
membantah Musa, saat itu Musa berkata kepada mereka, Sesungguhnya Allah
memerintahkan kalian agar menyembelih seekor sapi betina. Lalu mereka
menjawabnya dengan kesombongan, Apakah kamu menjadikan kami sebagai sasaran
ejekan dan olok-olokan? Maka Musa menjelaskan, Aku berlindung kepada Allah bila
aku termasuk orang-orang yang memperolok-olok.
AL
BAQARAH : 68
Terjemah
:
Mereka
menjawab: Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada
kami; sapi betina apakah itu. Musa menjawab: Sesungguhnya Allah berfirman bahwa
sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan
antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu.
Tafsir
:
Mereka
berkata, Berdoalah kepada Rabbmu untuk kami agar Dia menjelaskan sifat sapi
tersebut. Maka Musa menjawab, Sesungguhnya Allah berfirman kepada kalian,
Sifatnya adalah hendaknya ia tidak tua renta, tidak pula muda yang masih kecil,
akan tetap tengah-tengah di antara itu. Bersegeralah melakukan perintah Rabb
kalian.
AL
BAQARAH : 69
Terjemah
:
Mereka
berkata: Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami
apa warnanya. Musa menjawab: Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu
adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan
orang-orang yang memandangnya.
Tafsir
:
Maka
mereka kembali membantah, Berdoalah kepada Rabbmu agar menjelaskan kepada kami
apa warna sapi yang dimaksud. Maka Musa menjawab, Sesungguhnya dia berfirman
bahwa ia adalah sapu berwarna kuning, sangat kuning yang membuat suka orang
yang melihatnya.
AL
BAQARAH : 70
Terjemah
:
Mereka
berkata: Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami
bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar
bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk
memperoleh sapi itu).
Tafsir
:
Bani
Israil berkata kepada Musa, Berdoalah kepada Rabbmu agar menjelaskan kepada
Rabbmu agar menjelaskan kepada kami sifat-sifat sapi selain yang sudah
disebutkan diatas, karena sapi dengan ciri-ciri diatas berjumlah banyak
sehingga kami bingung dalam memilihnya. Sesungguhnya kami insya Allah akan
diberi petunjuk untuk menemukan sapi yang diperintahkan kepada kami agar kami
menyembelihnya.
sumber : Tafsir Al Manar, Muhammad Abduh/ Rasyid Ridha.
kerjasama negara anggota ASEAN
dalam bidang social.
Globalisasi
adalah proses masuknya keruang lingkup dunia. Penyebab adanya globalisasi
antara lain perkembangan teknologi alat komunikasi dan alat transportasi hal ini
memudahkan kerjasama antar negara.
Ciri-ciri
globalisasi dapat dilihat, antara lain:
·Adanya keterbukaan di
segala bidang.
·Meningkatnya
perdagangan antar negara.
·Terjadinya hubungan
sosial budaya antar Negara.
·Terjadinya pola
hubungan antar manusia dan antar bangsa.
·Antar negara saling
membantu dalam menyelesaikan masalah faktor kerjasama negara-negara anggota
ASEAN.
Faktor yang
pertama yaitu sumber daya alam. yang kedua berada dalam wilayah yang sama yaitu
Asia Tenggara faktor yang ketiga ilmu pengetahuan dan teknologi kerjasama
negara-negara anggota ASEAN dalam bidang sosial kerjasama yang pertama yaitu
penanggulangan bencana alam yang kedua meningkatkan kesejahteraan sosial dan
pembangunan di negara-negara Asean yang ke-3 melindungi hak-hak dan keadilan sosial
penduduk negara-negara ASEAN yang keempat meningkatkan kualitas sarana
kesehatan negara-negara ASEAN kerjasama yang kelima yaitu meningkatkan
perlindungan sosial kepada seluruh penduduk negara-negara ASEAN.
Kerjasama negara
anggota ASEAN dalam bidang budaya kerjasama yang pertama yaitu meningkatkan
jumlah tenaga ahli yang mampu menguasai ilmu pengetahuan yang kedua memberikan
bantuan untuk meningkatkan kemampuan para ahli dalam mengembangkan sebuah
penemuan yang kerjasama dalam meningkatkan kualitas sumber daya agar memiliki
daya saing dunia menyelenggarakan SEA Games yang diikuti oleh ASEAN mengenalkan
budaya khas masing-masing negara dalam rangka meningkatkan solidaritas
masyarakat ASEAN kerjasama dalam bidang budaya berikutnya yaitu melakukan
pertukaran pelajar antar negara ASEAN selanjutnya meningkatkan jumlah UKM dalam
bidang kebudayaan dan kesenian.
Globalisasi merupakan
sebuah dinamika peradaban, yang terjadi meliputi aspek pada pemikiran manusia,
teknologi dan budaya. Pada era ini, manusia sebagai makhlik social akan
berpindah peran dalam menjalankan kegiatan kemanusiannya. Salah satu contoh
pada aspek teknologi. Dengan adanya handphone, kita cukup berkomunikasi
walaupun tidak datang ke tempat yang kita tuju. Pada zaman dahulu, kegiatan
orang dalam berkomunikasi, ialah melalui tulisan batu, surat menyurat dll. Dengan
adanya teknologi di era globalisasi, kegiatan berkomunikasi manusia adalah lebih
cepat dibandingkan dengan zaman dahulu.
Setiap
manusia memiliki kebutuhan yang berbeda. Manusia memiliki peran - peran penting
dalam mewujudkan idealisnya pada suatu tempat, baik dalam masyarakat, keluarga
ataupun sekolah. Setiap manusia memiliki kebutuhan yang berbeda. Kebutuhan yang
berbeda inilah yang mempengaruhi keberagaman kegiatan manusia dalam aspeknya.
Contoh dalam keberagaman ekonomi pada manusia, antara lain:
·saling menghargai dan menghormati
kegiatan ekonomi.
·membayar barang yang
sesuai dengan harganya
·ketika bermain dengan
teman tanpa membedakan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh orang tuanya.
·Tidak berprasangka
buruk kepada orang yang latar belakang ekonominya berbeda.
·Tidak mengejek teman yang
kurang mampu.
·Tidak mengistimewakan
teman yang kaya menceritakan manfaat kegiatan ekonomi bagi masyarakat.
Setiap orang tua temanmu tentunya
memiliki kegiatan ekonomi yang berbeda perbedaan tersebut bukanlah penghalang
untuk kita tetap berteman dan bermain bersama Berikut ini adalah contoh
menceritakan kondisi ekonomi keluarga kondisi ekonomi keluargaku.
Ayahku adalah seorang arsitek yang
bekerja di perusahaan swasta ibuku adalah seorang guru sekolah dasar kondisi
ekonomi keluargaku berkecukupan karena kedua orang tuaku Memiliki pekerjaan
tetapi semua kebutuhan sehari-hari dan Sekolahku dapat tercukupi kondisi
ekonomi keluarga yang berkecukupan tidak membuatku berpuas diri terus
mengembangkan kemampuan diri agar siap menghadapi era globalisasi.
Aku ingin meraih pendidikan yang
setinggi-tingginya Oleh karena itu aku rajin belajar Ayo lakukan kegiatan
bercerita mengenai kegiatan ekonomi keluargamu menghargai keberagaman kegiatan
ekonomi Setiap kegiatan ekonomi bermanfaat bagi kesejahteraan sekitar Sikap
saling menghargai itu akan memberikan motivasi setiap orang untuk melaksanakan
kegiatan ekonomi dengan baik untuk menghadapi perbedaan kemampuan ekonomi kita
harus terus berusaha dan mengenali potensi diri kita kembangkan bakat yang
dimiliki untuk menutupi kekurangan diri masyarakat yang saling menghargai dan
membantu akan menjadi modal untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara sikap menghargai usaha ekonomi orang lain di sekitarmu.
Perkembangan agama islam berjalan sangat pesat
diawali dari zamanRasulullah hingga sekarang ini, setelah rasul wafat islam
tidak hanya berhentidisitu saja akan tetapi islam harus tetap berjalan
kepemimpinan umat juga harusada yang melanjutkan. Nabi sebagai seorang Rasul
utusan Allah swt memangtidak bisa digantikan, akan tetapi kedudukan Nabi
sebagai kepala pemerintahantentu saja dapat digantikan.Penerusan pemerintahan
dan dakwah islam kemudian berlanjut denganditeruskan oleh para sahabat Rasul,
yang kemudian dikenal dengan istilah masakekhalifahan.Kata khalifah sebagaimana
disebutkan dalam al-Qamus artinya adalah umat yang melanjutkan generasi umat
terdahulu. Sedang al-khalif artinya “orang yang duduk setelahmu”.Pada masa
pemerintahan empat khalifah tersebut sangat banyak pelajaran yang dapat di contoh.
Pada setiap masa kepemimpinan empat khalifah tersebut,terdapat perbedaan dalam
hal kepemimpinannya. Baik ditilik pada sistem pemerintahannya, masalah yang
dihadapinya, sikap atau kepribadiannya dan budaya yang dihasilkan dari
masing-masing khalifah tersebut.Masa khalifah ini masih mengikuti ajaran-ajaran
Nabi, baik dalam pengangkatan pemimpin dengan cara musyawarah dan kepemimpinan
yang relative demokratis.Tentu sebagai umat islam hendaknya kita mengetahui
serta memahami sejarah perkembangan agama islam, sehingga dengan begitu
setidaknya kita dapatmengambil pelajaran pada peristiwa-peristiwa yang terjadi
pada sejarah perkembangan islam, agar menjadikan kita lebih bijaksana lagi
dalam hal bersikap.
Abu Bakar As-Shidiq
Nama
asli Abu Bakar Ash-Shidiq ialah Abdullah ibn Abi Quhaafah ‘Utsman ibn Umar,
yang sanad keturunannya masih bersambung dengan Nabi SAW yaitu pada Ka’ab.
Beliau dilahirkan 5 tahun setelah kelahiran Nabi SAW. Pengangkatan Abu Bakar
menjadi khalifah dilakukan ataskesepakatan orang Muhajirin dan Anshor lantaran
terjadinya kevakumandalam kepemimpinan umat Islam pasca wafatnya Nabi SAW.
Orang yang pertama kali membaiat Abu Bakar menjadi khalifah ialah Umar
ibnKhatthab kemudian diikuti oleh seluruh orang Muhajirin dan Anshor.
Umar ibn Khatthab
Dilahirkan 13 tahun setelah tahun kelahiran
Nabi SAW. Nama asliKhalifah Umar ibn Khatab ibn Nufail ibn Abdil Uzza ibn
Rabbah. Beliau juga dijuluki Abu Hafshin yang didapatkan dari Nabi SAW karena
Nabimelihat sifat tegas yang dimilikinya. Abu Hafshin adalah julukan bagisinga.
Beliau adalah orang pertama yang dijuluki sebagai AmirulMukminin secara luas
oleh umat. Kekhalifahan Umar ibn Al Khaththab berlangsung selama 10 tahun, 6
bulan lebih 3 hari. Semenjak tanggal 23Jumadil Akhir 13 hijriyah hingga 26
Dzulhijjah tahun 23 Hijriyah.
Utsman ibn ‘Affan
‘Utsman ibn ‘Affan adalah seorang saudagar
atau pedagang, ia termasuk saudagar yang sukses dan berhasil, beliau
terkenal lembut, sabar,tekun dan pemurah. Dengan ketekunan yang dimilikinya
serta kemurahanhatinya dalam berdagang, pada usia yang masih muda, ia sudah
berdagangdinegeri Syam dan Hirah pada waktu itu negeri Syam masih
dijajahkerajaan Romawi, sedangkan Hijrah merupakan jajahan Persia. Dengan
pngalaman berdagang, ia memiliki kayaan yang banyak dan sahabat yang banyak.
Beliau berasal dari suku Umayyah ibn Abdu Syams ibn Abdu Manaf, dengan nama asli
‘Utsman ibn ‘Affan ibn Abi al-Ash. Sebelum beliau masuk Islam beliau tidak
banyak mengetahui tentang Nabi Muhammad SAW, beliau hanya mengetahui tentang
beberapa kepribadian Nabi dari perang lain, ia mengetahui bahwa Nabi Muhammad
memiliki kejujuran, ia juga mengetahui sedikit tentang kepemimipinan Nabi Muhammad
SAW, keinginan beliau bertemu dengan Nabi Muhammad kemudian disampaikan kepada
sahabatnya, yaitu Abu Bakar, rumah AbuBakar tidak terlalu jauh dari rumah
beliau. Beliau masuk Islam sebelum Nabi SAW masuk ke Darul Arqam. Beliau adalah
seorang yang kaya. Beliau menjabat sebagai khalifah sesudah ‘Umar ibn Al
Khaththab r.a berdasarkan kesepakatan ahlu syura. Beliau dilahirkan 5 tahun
setelahtahun kelahiran Nabi SAW. Beliau terus menjabat khalifah hingga terbunuh
sebagai syahid pada bulan Dzulhijah tahun 35 hijriyah dalam usia 90 tahun
menurut salah satu pendapat ulama Kekhalifahan beliau berlangsung selama 12
tahun kurang tahun 35 hijriyah hingga 19 Ramadhan tahun 40 hijriyah.
Ali ibn Abi Thalib
Lahir 32 tahun setelah tahun kelahiran Nabi
SAW, beliau merupakan putra dari paman Nabi SAW yang mempunyai nama asli Aliibn
Abi Thalib ibn Abdul Mutholib ibn Hasyim. Ali ibn Abi Thalib adalahorang
pertama yang masuk Islam dari kalangan anak-anak. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerahkan
kepadanya bendera jihad pada saat perang Khaibar yang dengan perantara
perjuangannyalah Allah memenangkan umat Islam dalam pertempuran. Beliau
dibai’at sebagai khalifah setelah khalifah ‘Utsman terbunuh. Beliau menjadi
khalifah secara syar’i hingga wafat dalam keadaan mati syahid pada bulan Ramadhan
tahun 40 hijriyah dalam usia 63 tahun. Kehalifahan Ali berlangsung selama 4
tahun 9 bulan, sejak 19 Dzulhijah 12 hari.
Surat Al A’la adalah surat yang ke 87, terdiri
dari 19 ayat. Surat ini diturunkan di kota Mekkah sehingga termasuk dalam
golongan surah Makkiyah. Rasulullah SAW terbiasa membaca surat ini pada saat
shalat Hari Raya Idul Adha dan shalat Jumat.
Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Al
Jumu’ah, dan diriwayatkan pula oleh Ashhaabus Sunan, dari Nu’man bin Basyir
bahwa rasulullah S.A.W pada shalat hari Raya Idul Fitri Idul Adha, dan salat
Jumat membaca surah Al A´laa pada rakaat pertama, dan surat Al Ghasyiyah pada
rakaat kedua.
Isi kandungan surat Ath Thaariq yaitu
tiap-tiap jiwa selalu dipelihara dan di awasi oleh Allah SWT. Merenungkan asal
kejadian diri sendiri yaitu dari air mani akan menghilangkan sifat sombong dan
takabur. Allah SWT kuasa menghidupkan manusia kembali pada hari kiamat, pada
waktu itu tidak ada kekuatan yang dapat menolong selain Allah SWT; Al AQur’an
adalah pemisah antara yang hak dan yang batil.
Surat Ath Thaariq terdiri atas 17 ayat,
termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Balad.
Dinamai Ath Thaariq (yang datang di malam hari) diambil dari perkataan Ath
Thaariq yang terdapat pada ayat 1 surat ini.
Pokok-pokok isinya:
Tiap-tiap jiwa selalu dipelihara dan diawasi
Allah; merenungkan asal kejadian diri sendiri yaitu dari air mani akan
menghilangkan sifat sombong dan takabur; Allah kuasa menghidupkan manusia
kembali pada hari kiamat, pada hari itu tidak ada kekuatan yang dapat menolong
selain Allah; Al Quran adalah pemisah antara yang hak dan yang batil.
Surat Ath Thaariq menerangkan bahwa tiap-tiap
diri tidak luput dari pengawasan Allah. Sebagaimana Allah menciptakan manusia,
maka Allah dapat pula menghidupkan kembali bila ia telah mati; keterangan
tentang Al Quran; bujukan kepada Nabi Muhammad s.a.w. terhadap tipu daya orang-
orang kafir.
Membaca secara ilmu
tajwid dan mempelajari kandungan surat Al ‘alaq dan Ad Duha
Surat Al-Alaq terdiri atas 19 ayat, diturunkan
di Mekah (Makkiyah).Dalam surat Al-Alaq ini dibicarakan tentang penciptaan
manusia dari Al-Alaq(segumpal darah) hingga nasibnya di akhirat nanti. Sehingga
surat Al-‘Alaq initidak ubahnya seperti Al-syarh wa Al-bayan (penjelasan dan
keterangan). Ayat pertama sampai kelima adalah ayat yang diturunkan pertama
kali oleh Allahkepada Nabi Muhammad saw, yaitu pada waktu ia berkhulwat di gua
Hira’.Asbabun nuzulnya adalah adanya problema aktual yang dihadapi ummat yang menjadi
sebab umat tersebut jatuh kedalam lubang jahiliyah, yaitu :
·Karena mereka menyekutukan Tuhan (syirik).
·Karena mereka tidak mengetahui tentag siapa dirinya dan apa tugas
yangharus dilakukan.
·Karena mereka membiarkan dirinya berada dalam kebodohan.
Surah Ad-Duha adalah surah ke-93 dalam
al-Qur’an dan terdiri atas 11 ayat. Surah ini termasuk golongan surah Makkiyah
dan diturunkan sesudah surah Al-Fajr. Nama Adh Dhuhaa diambil dari kata yang
terdapat pada ayat pertama, yang artinya “waktu matahari sepenggalahan naik”.
Surat Adh Dhuhaa menerangkan tentang
pemeliharaan Allah SWT terhadap Nabi Muhammad SAW dengan cara yang tak
putus-putusnya, larangan berbuat buruk terhadap anak yatim dan orang yang
meminta-minta dan mengandung pula perintah kepada Nabi supaya mensyukuri segala
nikmat.Adapun Tafsir makna dan kandungan Surah Ad-Dhuha adalah sebagai berikut
:
Ibnu Katsir berkata, “Dianjurkan bertakbir
dari akhir surah Adh Dhuha sampai akhir surah An Naas. Para ahli qiraa’at
menyebutkan, bahwa hal itu termasuk sunnah yang ada riwayatnya, dan mereka
menyebutkan alasan mengucapkan takbir dari awal surah Adh Dhuha, yaitu bahwa
ketika wahyu terlambat turun kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
dan terputus selama waktu tersebut, kemudian malaikat datang dan menyampaikan
wahyu kepada Beliau, “Wadh Dhuhaa-Wallaili bidzaa sajaa.” Yakni surah Adh Dhuha
sampai akhirnya, maka Beliau bertakbir karena gembira dan senang.” Ibnu Katsir
berkata pula, “Riwayat tersebut tidak diriwayatkan dengan isnad yang dapat
dihukumi shahih maupun dha’if, wallahu a’lam.”Imam Bukhari meriwayatkan dengan
sanadnya yang sampai kepada Jundub bin Sufyan ia berkata: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam pernah sakit sehingga tidak bangun selama dua
atau tiga malam, lalu ada seorang wanita yang datang berkata, “Wahai Muhammad,
sesungguhnya aku berharap setanmu telah meninggalkanmu, karena aku tidak
melihat dia mendekatimu sejak dua atau tiga malam.” Maka Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman, “Wadh dhuhaa—Wallaili idzaa sajaa—Maa wadda’aka Rabbuka wamaa
qalaa.” (Hadits ini diriwayatkan pula oleh Muslim, Tirmidzi, dan ia berkata,
“Hadits ini hasan shahih,” Ahmad, Thayalisi, Ibnu Jarir, Al Humaidiy, dan Al
Khathiib dalam Muwadhdhih Awhaamil Jam’i wat Tafriiq juz 2 hal. 22).Allah
Subhaanahu wa Ta’aala bersumpah dengan waktu dhuha dan waktu malam ketika telah
sunyi untuk menerangkan perhatian Dia kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam.Maksudnya,
ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam
terhenti untuk sementara waktu, orang-orang musyrik berkata, "Tuhannya
(Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadanya.” Maka turunlah ayat di
atas untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu, yaitu, “Tuhanmu tidak
meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,” yakni Allah
Subhaanahu wa Ta’aala tidaklah meninggalkan Beliau dan membiarkannya sejak Dia
mengurus dan mendidik Beliau, bahkan Dia senantiasa mengurus dan mendidik
Beliau dengan pendidikan yang sebaik-baiknya serta meninggikan Beliau sederajat
demi sederajat.Yakni Dia tidak membencimu sejak Dia mencintaimu. Inilah keadaan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang dahulu dan yang sekarang; yakni
keadaan yang paling sempurna; kecintaan Allah untuk Beliau dan tetap terus
seperti itu serta diangkatnya Beliau kepada kesempurnaan, dan tetap terusnya
mendapatkan perhatian dari Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Adapun keadaan Beliau
pada masa mendatang, maka sebagaimana firman-Nya, “Dan sungguh, yang kemudian
itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan.”Maksudnya, bahwa akhir
perjuangan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam itu akan menjumpai
kemenangan-kemenangan meskipun permulaannya penuh dengan kesulitan-kesulitan.
Allah Subhaanahu wa Ta’aala menguatkan agama Beliau, memenangkan Beliau
terhadap musuh-musuhnya serta memperbaiki kondisi Beliau sehingga Beliau
mencapai keadaan yang tidak dapat dicapai oleh orang-orang terdahulu maupun
yang datang kemudian, baik dalam hal keutamaan, kebanggaan maupun kegembiraan.
Sedangkan di akhirat, maka tidak perlu ditanya tentang keadaan Beliau; keadaan
Beliau penuh dengan berbagai kemuliaan dan kenikmatan. Oleh karena itu, Allah
Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, “Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan
karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.” Pemberian-Nya yang besar
tidak mungkin diungkapkan selain dengan kata-kata itu.
“Dialah
Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, Dia mempunyai
asmaa’ul husna (nama-nama yang baik).” (Q.S. Thaa-Haa : 8 )
“Allah
memiliki Asmaa’ ulHusna, maka memohonlah kepadaNya dengan menyebut nama-nama
yang baik itu…” – (QS. Al A’raaf : 180)
41.Al
Hasiibu – Artinya : Dzat yang Maha mencukupi
segala kebutuhan makhlukNya dan Maha membuat perhitungan.
42.Al
Jaliilu – Artinya : Dzat yang Maha mempunyai
kebesaran, kekuasaan, kesempurnaan dan kemuliaan. Kesempurnaan Allah SWT
meliputi segala-galanya. Dzat yang tidak mempunyai cacat atau kekurangan
sebagaimana sifat makhluk
43.Al
Kariimu – Artinya : Dzat yang Maha mulia dan murah
hati (Pemurah).
44.
Ar Raqiibu – Artinya : Dzat yang Maha mengawasi.
Tidak ada satupun sesuatu yang luput dari pengawasan Allah SWT .
45.
Al Mujiibu – Artinya : Dzat yang Maha mengabulkan
keinginan dan doa hambaNya. Dzat yang menjawab orang yang memanggil namaNya.
46.
Al Waasi’u – Artinya : Dzat yang Maha luas
kekuasaanya. Keluasan kekuasaan Allah SWT tidak terbatas, Maha luas
pengetahuaanya dan luas dalam segala-galanya.
47.
Al Hakiimu – Artinya : Dzat yang Maha bijaksana,
Hakimnya para hakim. Dzat yang Maha besar semua perbuatanNya.
48.
Al Waduud – Artinya : Dzat yang Maha mencintai
hambaNya yang beriman dan hambaNya yang beriman mencintaiNya. Kasih sayang
Allah SWT kepada hambaNya adalah kehendakNya untuk mengasihi dan memuji
hambaNya.
49.
Al Majiid – Artinya : Dzat yang Maha mulia, Maha
belas kasihan, Maha pemurah, Maha baik. Kemuliaan Allah SWT tidak dapat dibandingkan
dengan hamba-hambaNya.
50.
Al Baa’itsu – Artinya : Dzat yang Maha membangkitkan
hambaNya setelah kematian untuk diberikan balasan kebaikan atau hukuman (di
akhirat kelak).
Mengetahui Puasa Ramadhan
Pengertian puasa Ramadhan menurut syariat
Islam adalah suatu amalan ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari segala
sesuatu seperti makan, minum, perbuatan buruk maupun dari yang membatalkan
puasa mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari yang disertai
dengan niat karena Allah SWT, dengan syarat dan rukun tertentu. Puasa dalam
Islam juga sering disebut shaum yang merupakan salah satu ibadah yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Pengertian puasa Ramadhan selain menjaga hawa
nafsu, juga wajib dilakukan oleh umat Islam. Hal ini sudah dijelaskan dalam
firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 183 yaitu:Artinya: Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa.Jadi firman Allah SWT di atas menjelaskan bahwa
melaksanakan puasa Ramadhan adalah wajib hukumnya, di mana hal tersebut adalah
bentuk pertanggungjawaban manusia kepada penciptanya secara langsung serta
kegiatan yang menyangkut hablum minallah.Selain pengertian puasa Ramadhan di
atas, ada beberapa hal penting lainnya menyangkut puasa Ramadhan seperti rukun
puasa Ramadhan, syarat puasa Ramadhan, dan lain sebagainya.
31. Al-Khabir, artinya
yang maha mengetahui segala rahasia.
32. Al-Halim, artinya
yang maha penyantun.
33. Al-‘Azhim, artinya
yang maha agung dari segalanya.
34. Al-Ghafur, artinya
yang maha pengampun
35. Asy-Syakur,
artinya yang maha menerima syukur.
36. Al-‘Aliyy, artinya
yang maha tinggi.
37. Al-Kabir, artinya
yang maha besar.
38. Al-Hafizh, artinya
yang maha penjaga.
39. Al-Muqit, artinya
yang maha memelihara
40. Al-Hasib, artinya
yang maha pembuat perhitungan.
Surat Al Kafirun (الكافرون) merupakan surat ke-109 dalam Al
Quran. Ia merupakan surat Makkiyah. Apa saja isi kandungan surat Al Kafirun,
berikut ini penjelasannya.
Artinya: Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, aku tidak akan
menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak
pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan
untukkulah, agamaku”.
Surat ini dinamakan Surat Al Kafirun (orang-orang kafir) karena
memerintahkan Rasulullah untuk berbicara kepada orang-orang kafir bahwa beliau
takkan menerima tawaran mereka untuk menyembah berhala yang mereka sembah. Surat
ini juga dinamakan juga Surat Al ‘Ibadah. Karena ia memproklamirkan ibadah
hanya kepada Allah dan takkan beribadah kepada berhala yang disembah orang
kafir. Dinamakan pula Surat Ad Din sebagaimana ayat terakhir. Nama lainnya
adalah surat Al Munabadzah dan Muqasyqasyah. Dinamakan Muqasyqasyah atau
Muqasyqisyah (penyembuh) karena kandungannya menyembuhkan dan menghilangkan
penyakit kemusyrikan.
Berikut ini isi kandungan surat Al Kafirun yang kami sarikan
dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir
Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid
Qutb dan Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka.
1. Surat Al Kafirun menunjukkan perbedaan sesembahan dan ibadah
kaum muslimin dan orang-orang selain mereka. Seluruh kekufuran adalah satu
agama dan bertentangan dengan Islam.
2. Surat Al Kafirun berisi penolakan tegas atas ajakan kafir
Quraisy untuk menyembah berhala walau sesaat, dengan tujuan apapun.
3. Surat Al Kafirun menegaskan tidak ada kompromi dalam perkara
aqidah. Tidak dibenarkan kerjasama yang mencampurbaurkan dua aqidah yang
berbeda.
4. Surat ini juga menegaskan bahwa Rasulullah tidak akan
menyembah berhala mereka sampai kapan pun.
5. Surat ini merupakan salah satu mukjizat dan bukti kebenaran
Al Quran karena mereka yang mendatangi Rasulullah untuk mengajak menyembah
berhala, sampai akhir hayatnya tidak pernah masuk Islam. Bahkan sebagiannya mati
terbunuh dalam kondisi kafir.
6. Surat Al Kafirun berisi ajaran toleransi untuk tidak memaksa
orang lain dalam aqidah dan beribadah. Bagi seseorang adalah agama sebagaimana
pilihannya dan semua akan mendapatkan balasan sesuai pilihan tersebut.
Akhlak kepada orang tua dan guru
”Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya” (QS.al-Isra’[17]: 23)
Ada beberapa hal yang ditegaskan pada ayat
diatas, yaitu :
1) Agar manusia tidak menyembah atau beribadah
kepada Tuhan selain Allah Swt. Termasuk larangan mempercayai ada kekuatan lain
yang mempengaruhi dan menguasai jiwa dan raga selain yang datang dari Allah.
2) Agar manusia berbuat baik kepada ibu dan
bapak. Perintah berbuat baik kepada orang tua disampaikan oleh Allah bersamaan
atau sesudah perintah beribadah hanya kepada Allah. Hal ini tentu mengandung
maksud agar manusia mengerti dan menyadari bahwa betapa pentingnya berbuat baik
terhadap orang tua.
3) Nikmat yang diterima manusia paling banyak
datangnya dari Allah Swt, kemudian nikmat yang diterima dari orang tua. Oleh
karena itu, kewajiban anak adalah berterima kasih kepada orang tua. Bentuk terima
kasih tersebut adalah dengan cara berbuat baik kepada keduanya
b. Adab terhadap Orang Tua
Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban
bagi setiap anak, betapa mulianya perintah berbakti ini sehingga Allah
mensejajarkan dengan perintah bersyukur kepada Allah :
“Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu,”(QS.Luqman[31]: 14) Ada beberapa
sebab mengapa Allah Swt. memerintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada
kedua orang tuanya, yaitu:
1) Orang tua telah berkorban demi anaknya,
tanpa memperdulikan apa balasan yang akan diterimanya. Seorang ibu dengan
sepenuh daya upaya telah memberikan kasih sayang tanpa menginginkan balas budi
dari anaknya.
2) Kasih sayang orang tua tiada taranya,
karena beliau tidak mengenal lelah dan bersusah payah memperhatikan
anak-anaknya supaya menjadi anak yang bahagia.
3) Anak adalah belahan jiwa ibu bapak,
terutama ibu. Biasanya tidak akan makan sebelum anaknya makan, ibu tidak akan
tidur sebelum anak-anaknya tidur, dan jika anak sakit maka ibu yang paling
susah sehingga tidak bisa tidur dan tidak enak makan.
Lalu bagaimana cara kita berbakti kepada kedua
orang tua? Berikut dipaparkan prinsipprinsip dasar berbakti kepada kedua orang
tua.
1) Tunduk dan Patuh. Apabila keduanya berada
dalam kekafiran (belum beragama Islam) dan keduanya memerintahkan untuk keluar
dari agama Islam, atau memerintahkan sesuatu perbuatan syirik, kita wajib tidak
mengikuti keduanya. Tetapi penolakan itu harus dengan cara halus, agar tidak
menyakiti keduanya
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman [13]: 14-15)
2) Dilarang berkata kasar. Membentak, misalnya
berkata “hus/ah” dan kata-kata sejenisnya termasuk ungkapan yang tidak
3) Berbuat baik. Apabila orang tua atau salah
satunya mencapai usia lanjut kita harus berbuat baik kepadanya, sebagaimana
orang tua merawat kita pada saat kita masih kecil
4) Berusaha menyenangkan orang tua dan
menghindari hal-hal yang menyusahkan hati kedua orang tua selama tidak
bertentangan dengan kewajiban kepada Allah dan rasul- Nya.
5) Kita dilarang durhaka kepada kedua orang
ibu bapak, karena termasuk dosa besar.
6) Bersikap santun, berjalanlah di belakang
orang tua, kecuali dalam hal tertentu,
dengarkanlah pembicaraannya dan jangan menyela
pembicaraannya.
7) Senantiasa mendoakan, baik kepada orang tua
yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dengan doa
8) Jika orang tua kita sudah wafat, maka
kewajiban kita adalah sebagai berikut.
·Meneruskan perjuangannya
·Senantiasa menjalin hubungan baik dengan orang-orang yang pernah
menjadi teman karib orang tua kita
·Memandikan, mengkafani, menshalati dan menguburnya
·Memohonkan ampun untuk mereka dan senantiasa mendoakannya
·Melaksanakan wasiatnya (yang baik) jika berwaris
·Melunasi tanggungan/ hutang-hutangnya jika punya hutang.
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan kewajiban
bagi setiap orang. Barang siapa ikhlas berbakti kepada kedua orang tua, maka
Allah menjanjikan pahala yang luar biasa seperti berikut:
1) Dibukakan dua pintu surga. Tidak ada
seorang mukmin yang mempunyai dua orangtua, dimana pada waktu pagi ia berbuat
baik kepadanya, melainkan Allah membukakan dua pintu surga kepadanya.
2) Lebih utama dari pada berjihad di jalan
Allah.
3) Rida Allah ada di dalam ridho orang tua.
Murka Alah ada di dalam murka orang tua. Barang siapa yang bersyukur kepada
Allah tetapi ia tidak bersyukur pada orang tua, maka syukurnya tidak diterima.
4) Dimudahkan rejekinya. Dan barang siapa
meninggalkan doa kepada orang tua, makadisempitkan rejekinya
5) Dimudahkan segala urusannya baik urusan
dunia maupun akhirat.